Senin, 13 Maret 2023 17:57:38 WIB
Presiden Xi Jinping mungkin mengunjungi Rusia pada Minggu depan
International
Endro

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Beijing, Tiongkok 4 Februari 2022. Sputnik/Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS
JAKARTA, Radio Bharata Online - Presiden Tiongkok Xi Jinping berencana untuk mengunjungi Rusia paling cepat minggu depan. Demikian dikatakan orang-orang yang mengetahui masalah itu pada hari Senin, sementara Moskow dan Kyiv sama-sama melaporkan pertempuran sengit dalam pertempuran paling berdarah di Bakhmut.
Kunjungan Xi minggu depan, beberapa hari setelah dia mendapatkan masa jabatan ketiga sebagai pemimpin Tiongkok, datang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin, yang telah secara terbuka mengundang Xi ke Moskow tanpa menentukan tanggal, kemungkinan akan menggambarkannya sebagai unjuk dukungan, untuk perang Rusia di Ukraina.
Sumber yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut, menolak untuk diidentifikasi, mengingat sensitivitas masalah tersebut.
Kementerian luar negeri Tiongkok juga tidak segera menanggapi permintaan komentar, demikian pula Kremlin sama-sama menolak berkomentar.
Tiongkok dan Rusia mencapai kemitraan "tanpa batas" pada Februari 2022, beberapa minggu sebelum Rusia menginvasi Ukraina, dan kedua belah pihak telah berulang kali menegaskan kembali kekuatan hubungan mereka di depan umum.
Di lapangan, kedua belah pihak menggambarkan pertempuran tanpa henti di Bakhmut, sebuah kota kecil yang hancur di Ukraina timur, yang telah menjadi fokus utama kampanye musim dingin Rusia, yang melibatkan ratusan ribu tentara cadangan, dan sejumlah tentara bayaran yang baru direkrut.
Kyiv mengumumkan minggu lalu bahwa mereka telah memutuskan untuk membela Bakhmut daripada mundur. Pasukan Rusia yang dipimpin oleh tentara swasta Wagner telah merebut bagian timur kota tetapi sejauh ini gagal mengepungnya.
Pertarungan selama berbulan-bulan atas reruntuhan Bakhmut, yang digambarkan oleh kedua belah pihak sebagai penggiling daging, telah menjadi pertempuran infanteri paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. (Reuters)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB

Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB

Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB

Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB

Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB

AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB

Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB

Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB

Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
