Selasa, 6 September 2022 2:40:54 WIB

Gelontoran dana tambahan sebesar  € 65 miliar atau Rp 962 triliun (kurs Rp 14800) yang dikeluarkan pemerintah Jerman belum dapat menyelamatkannya dari jurang resesi
Sosial Budaya

Agsan

banner

Jerman Terancam Resesi, Paket Bantuan Rp 962 T Nggak Mempan/Foto: Getty Images/iStockphoto/Achim Schneider / reisezielinfo.

JAKARTA, Radio bharata Online – Gelontoran dana tambahan sebesar  € 65 miliar atau Rp 962 triliun (kurs Rp 14.800) yang dikeluarkan pemerintah Jerman belum dapat menyelamatkannya dari jurang resesi. Dana ini merupakan antisipasi dalam menghadapi ancaman kenaikan harga energi.

Jika dijumlahkan, setelah dana tambahan tersebut Jerman telah mengalokasikan total € 95 miliar untuk menekan inflasi sejak perang Rusia dan Ukraina dimulai pada Februari. Sementara, pemerintah menghabiskan € 300 miliar untuk menopang ekonominya selama dua tahun pandemi COVID-19.

"Paket bantuan tidak dapat mengubah fakta bahwa Jerman telah menjadi lebih miskin sebagai pengimpor energi bersih. Perusahaan harus mengurangi penggunaan energi, yang telah menjadi mahal, dan memotong produksi mereka sesuai," kata Kepala Ekonom Commerzbank Joerg Kraemer dilansir Reuters, Selasa (6/9/2022).

Seperti dikutip dari detik.com, Keputusan Rusia untuk berhenti mengirimkan gas melalui pipa Nord Stream 1 menambah kesengsaraan Jerman. Padahal, kapasitas penampungan gas Jerman terisi hingga 85% pada Sabtu lalu. Ditambah lagi, sebelumnya Kanselir Jerman Olaf Scholz juga telah bersumpah negara itu akan melewati krisis ini.

Kepala Ekonom ING Carsten Brzeski menyebut, Jerman kemungkinan gagal untuk menyelamatkan ekonominya dari resesi menggunakan dana tambahan tersebut.

Para ekonom secara luas mendefinisikan resesi sebagai pertumbuhan negatif atau kontraksi selama dua kuartal atau lebih berturut-turut. Ekonomi Jerman pun tumbuh dengan margin tersempit pada kuartal II-2022. Apalagi dengan adanya  perang di Ukraina, berdampak pada lonjakan harga energi, pandemi dan gangguan pasokan sekarang mendorongnya semakin jatuh. Sebuah survei menunjukkan, sektor jasa Jerman mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut di Agustus karena permintaan domestik yang rendah akibat inflasi yang melonjak dan kepercayaan yang goyah.

Di sisi lain, Lembaga Kebijakan Makroekonomi (IMK) yang berafiliasi dengan serikat pekerja melihat, langkah-langkah terbaru dari pemerintah itu kemungkinan mencegah penurunan drastis angka permintaan konsumen dalam beberapa bulan mendatang.

"Langkah-langkah itu bisa setidaknya secara signifikan mengurangi atau bahkan mungkin mencegah resesi yang sekarang membayangi," kata Direktur IMK Sebastian Dullien.

 

Komentar

Berita Lainnya

Dengan sejarah lebih dari 2 Sosial Budaya

Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB

banner
roduksi kapas di Xinjiang mencapai 5 Sosial Budaya

Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB

banner
Alunan biola Sosial Budaya

Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB

banner
Meliputi area seluas 180 Sosial Budaya

Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB

banner
Dalam edisi keempatnya Sosial Budaya

Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB

banner