Selasa, 18 Maret 2025 11:40:38 WIB

Kementerian Perdagangan: Tiongkok Perluas Program Tukar Tambah untuk Tingkatkan Belanja Konsumen dan Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Li Gang, Direktur Jenderal Departemen Operasi Pasar dan Promosi Konsumsi Kementerian Perdagangan Tiongkok (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Tiongkok tengah menggenjot upaya untuk memperluas program tukar tambah barang konsumsi, yang bertujuan untuk mendorong belanja konsumen dan merangsang aktivitas ekonomi, dengan fokus pada penyederhanaan layanan, mitigasi risiko, dan penguatan inisiatif daur ulang, kata sejumlah pejabat pada hari Senin (17/3).

Menurut Kementerian Perdagangan Tiongkok, program tersebut menghasilkan pendapatan lebih dari 1,3 triliun yuan (sekitar 2.956 triliun rupiah) pada tahun 2024, yang memperkuat kepercayaan pasar. Pemerintah kini tengah memperluas jangkauan kebijakan tersebut dengan peningkatan pendanaan dan cakupan yang lebih luas.

Dalam jumpa pers, Li Gang, Direktur Jenderal Departemen Operasi Pasar dan Promosi Konsumsi Kementerian Perdagangan Tiongkok, mengatakan kementerian telah memperkuat dan memperluas program tersebut sejak awal tahun 2025, dengan menggandakan pendanaan menjadi 300 miliar yuan (lebih dari 682 triliun rupiah).

Kebijakan tersebut kini mencakup subsidi baru untuk produk digital seperti ponsel, tablet, dan jam tangan pintar, cakupan yang diperluas untuk penggantian mobil bekas, berbagai peralatan rumah tangga yang memenuhi syarat untuk tukar tambah, dan subsidi tambahan untuk bahan renovasi rumah. Pemerintah daerah didorong untuk memperkenalkan insentif lebih lanjut berdasarkan kebutuhan daerah.

"Hingga 16 Maret, jumlah total aplikasi untuk program tukar tambah kendaraan nasional telah melampaui 1,32 juta, dengan konsumen membeli lebih dari 26 juta unit peralatan rumah tangga di 12 kategori. Selain itu, lebih dari 41 juta konsumen mengajukan subsidi untuk 51 juta produk digital, termasuk ponsel," ungkap Li.

Sektor otomotif telah melihat peningkatan yang sangat kuat dalam aplikasi tukar tambah, dengan penjualan kendaraan dan daur ulang mobil bekas mengalami pertumbuhan yang signifikan, katanya.

"Menurut data dari Asosiasi Dealer Mobil Tiongkok, penjualan eceran mobil penumpang domestik naik 1,2 persen tahun ke tahun pada bulan Januari dan Februari, dengan peningkatan signifikan sebesar 26 persen pada bulan Februari, yang menunjukkan momentum kenaikan yang kuat. Data dari Kementerian Perdagangan mengungkapkan bahwa daur ulang kendaraan bekas secara nasional melonjak 50,1 persen dari tahun ke tahun pada bulan Januari dan Februari, dengan bulan Februari saja mengalami peningkatan luar biasa sebesar 188,2 persen, yang merupakan rekor sejarah baru," ujar Li.

Li menguraikan rencana pemerintah untuk meningkatkan sistem tukar tambah, dengan fokus pada empat bidang utama.

Pertama, sistem akan dioptimalkan dengan analisis data lintas wilayah untuk menyederhanakan aplikasi dan meningkatkan efisiensi. Pemerintah daerah akan dipandu untuk menyederhanakan prosedur dan mempercepat penyaluran subsidi guna memastikan akses yang lebih cepat dan lebih efektif bagi konsumen, katanya.

Kedua, untuk mengurangi risiko kebijakan seperti penipuan, klaim ganda, dan penjualan berulang untuk barang yang sama, pemerintah akan meningkatkan sistem dengan pemantauan waktu nyata dan tindakan pencegahan. Li menekankan pentingnya menjaga saluran pelaporan terbuka dan bekerja sama dengan otoritas setempat untuk menangani pelanggaran, melindungi hak konsumen, dan memastikan ketertiban pasar.

Ketiga, Li mengatakan pemerintah memprioritaskan transisi "lama ke baru" dengan mendorong sirkulasi barang bekas dan memajukan sistem daur ulang untuk sumber daya terbarukan. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pemulihan dan pemanfaatan limbah, serta meningkatkan efisiensi sumber daya secara keseluruhan.

Terakhir, Li menekankan peran publisitas dalam meningkatkan kesadaran akan program tukar tambah. Pemerintah akan membuat platform publisitas bersama untuk mengomunikasikan rincian kebijakan dan kemajuan, sambil menyelenggarakan acara lokal, pameran, dan kegiatan promosi untuk merangsang permintaan konsumen, katanya.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner