Kamis, 17 Agustus 2023 8:35:59 WIB

Indonesia Mulai Pakai Mata Uang Lain Untuk Transaksi Dagang
Ekonomi

Detikcom - AP Wira

banner

Ilustrasi dolar AS dan rupiah - Foto: Rifkianto Nugroho

JAKARTA, Radio Bharata Online - Memasuki usia ke-78 Kemerdekaannya, Indonesia terus mengembangkan program transaksi mata uang lokal (local currency transaction/LCT) demi mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat (AS).

Kerja sama dengan berbagai negarapun terus didorong dan sejauh ini kerja sama LCT sudah berjalan dengan Tiongkok, Jepang, Malaysia dan Thailand.

Melalui fasilitas ini, dunia usaha di Indonesia dan empat negara itu bisa bertransaksi menggunakan mata uang lokal masing-masing negara secara langsung, tanpa harus pakai mata uang utama seperti dolar AS. Dalam waktu dekat, kerja sama LCT juga akan berlaku antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel).

Sebagai informasi, nilai perdagangan LCT sepanjang semester I-2023 mencapai US$ 3,2 miliar. Nilai itu hampir mencapai realisasi setahun penuh pada 2022 yang sebesar US$ 4,1 miliar.

Dari nilai transaksi tersebut, mayoritas berasal dari perdagangan Indonesia dan Malaysia yang sebesar US$ 1,2 miliar atau 38%. Sisanya disusul Jepang 23%, Thailand 20% dan sisanya Tiongkok.

Beragam manfaat penerapan LCT pernah diungkap oleh bos dari dua bank raksasa Tanah Air, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan kebijakan LCT penting untuk mengelola stabilitas nilai tukar rupiah. Implementasi ini disebut sangat mendukung para pelaku usaha agar mampu masuk pasar internasional secara cepat dan mudah.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan kebijakan LCT penting untuk mengelola stabilitas nilai tukar rupiah. Implementasi ini disebut sangat mendukung para pelaku usaha agar mampu masuk pasar internasional secara cepat dan mudah.
Menurut Darmawan, LCT berdampak pada meningkatnya volume perdagangan dan transaksi yang dilakukan melalui perbankan. Buktinya sepanjang 2021, volume perdagangan menggunakan metode pembayaran LCT meningkat 30% secara tahunan dan volume perdagangan mata uang antar Bank Mitra (ACCD) yang memfasilitasi LCT tumbuh 171% secara tahunan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menyebut implementasi LCT membuat para pelaku usaha tak perlu mengkonversikan rupiah ke dolar AS terlebih dahulu sebelum bertransaksi dengan mitra bisnisnya di negara tujuan.

Jahja mencontohkan, sebelum ada kebijakan LCT, pebisnis Indonesia yang bertransaksi dengan mitranya di Jepang harus membuat daftar harga dalam satuan dolar AS. Setelah itu, transaksi harus dilakukan dengan metode konversi rupiah ke dolar AS, kemudian dana dalam bentuk dolar AS dikirimkan ke negara tujuan. Sesampainya di lokasi mitra, uang tersebut harus kembali dikonversi ke mata uang lokal.

Jahja berharap implementasi LCT bisa terus dikembangkan agar ke depannya semakin banyak negara yang bergabung dan menerapkan kebijakan ini. "Saya kira ini produk sudah bagus, tinggal how to educated our customer untuk mengetahui bahwa ini sangat efisien dan efektif," tambahnya. 
 Detikcom 

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner