Senin, 14 April 2025 10:47:21 WIB

Tarif dan Kebijakan Perdagangan Trump Menciptakan Harga Konsumen yang Lebih Tinggi dan Gangguan Rantai Pasokan
Ekonomi

AP Wira

banner

Orang-orang berbelanja bahan makanan di sebuah toko di New York, Amerika Serikat, pada tanggal 28 Maret 2025./foto: Shine

JAKARTA, Radio Bharata online - Kebijakan tarif pemerintahan Trump telah berkontribusi terhadap meningkatnya biaya, gangguan perdagangan, tekanan inflasi, pertumbuhan upah yang stagnan, dan volatilitas ketenagakerjaan, yang semuanya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi AS.

Tarif dan kebijakan perdagangan yang diterapkan secara sepihak oleh Presiden AS Donald Trump menyebabkan harga konsumen yang lebih tinggi, peningkatan biaya produksi, gangguan rantai pasokan, dan pembalasan global.

Dampak kenaikan tarif

Sebagai komponen utama strategi ekonomi pemerintahan Trump, tarif telah menimbulkan sejumlah tantangan bagi ekonomi AS. Meskipun dirancang untuk melindungi industri dalam negeri dan mengurangi defisit perdagangan, tarif biasanya memiliki konsekuensi yang lebih luas dan seringkali tidak diinginkan.
 

Salah satu dampak paling langsung adalah meningkatnya biaya impor, yang menyebabkan harga konsumen lebih tinggi. Dengan meningkatkan biaya input — bahan baku, komponen, dan barang jadi — tarif meningkatkan biaya produksi bagi perusahaan AS, yang biasanya dibebankan kepada konsumen.

Tekanan inflasi ini dapat mengurangi pendapatan yang dapat dibelanjakan, sehingga menghambat pengeluaran konsumen dan melemahkan perekonomian secara keseluruhan.

Selain itu, tarif dapat mengganggu rantai pasokan yang sudah ada, menimbulkan ketidakpastian yang lebih besar dan biaya yang lebih tinggi bagi perusahaan yang bergantung pada impor barang dan bahan dari luar negeri, yang berpotensi menyebabkan keterlambatan produksi dan berkurangnya profitabilitas.

Gangguan ini dapat menciptakan efek berantai di berbagai industri, yang menyebabkan menurunnya hasil produksi dan melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Bagi banyak perusahaan AS, tarif juga menyebabkan hilangnya akses pasar dan berkurangnya daya saing di pasar global, sehingga memengaruhi kemampuan mereka untuk berekspansi dan mempertahankan profitabilitas.

Meningkatnya kekhawatiran atas "Trumpcession"

Dampak kumulatif tarif dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi lebih lanjut, yang berpotensi mengarah pada "Trumpcession."
 

Data terkini, yang ditandai dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang lamban, meningkatnya angka pengangguran, dan stagnasi di sektor ekonomi utama, telah memicu kekhawatiran tentang potensi resesi ekonomi AS.

Indikator-indikator ini menunjukkan bahwa ekonomi AS sedang menghadapi tantangan besar, seperti gangguan rantai pasokan, meningkatnya inflasi, dan melambatnya investasi bisnis.

Tarif dan kebijakan perdagangan Trump menciptakan harga konsumen yang lebih tinggi dan gangguan rantai pasokan

Foto yang diambil pada tanggal 28 Maret 2025 menunjukkan vitamin yang dipajang di sebuah toko obat di New York, Amerika Serikat.

Kekhawatirannya adalah bahwa efek kumulatif dari faktor-faktor ini dapat mendorong ekonomi AS ke dalam resesi, yang sering dikaitkan dengan kontraksi luas dalam aktivitas ekonomi, yang menyebabkan berkurangnya belanja konsumen dan kepercayaan bisnis. Ke depannya, prospek ekonomi masih belum pasti.
 

Ketidakseimbangan yang diakibatkan oleh tarif juga dapat memicu tindakan balasan dari ekonomi lain, yang selanjutnya memperumit hubungan perdagangan dan mengintensifkan tantangan ekonomi bagi Amerika Serikat, termasuk penundaan investasi modal dan meningkatnya volatilitas pasar.

Selain itu, penyesuaian berkelanjutan pada model ekonomi AS — sebagian didorong oleh kebijakan perdagangan pemerintahan Trump — dapat mendorong perubahan dalam strategi bisnis, rantai pasokan, dan dinamika pasar secara keseluruhan.

Jika ekonomi global tetap saling terhubung dan semakin bergantung pada perdagangan lintas batas, tarif dapat menjadi hambatan bagi pertumbuhan jangka panjang, baik domestik maupun internasional.

Secara keseluruhan, kebijakan tarif pemerintahan Trump telah berkontribusi terhadap meningkatnya biaya, gangguan perdagangan, tekanan inflasi, pertumbuhan upah yang stagnan, dan volatilitas ketenagakerjaan, yang semuanya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi AS.

Saat Amerika Serikat bergulat dengan masalah ini, lintasan ekonomi yang lebih luas menunjukkan risiko resesi, yang mungkin ditandai oleh periode stagnasi berkepanjangan dan berkurangnya aktivitas ekonomi. [Shine]

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner