Jumat, 1 Maret 2024 15:26:33 WIB
Tiongkok Menambahkan Obat Penyakit Langka yang Terjangkau ke dalam Asuransi Kesehatan Nasional
Kesehatan
Eko Satrio Wibowo
Zhang Zaiqiang, Direktur Departemen Neurologi di Rumah Sakit Tiantan Beijing (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Tiongkok telah menambahkan 15 obat penyakit langka, yang juga dikenal sebagai obat yatim piatu, ke dalam katalog obat-obatan yang dicakup oleh asuransi kesehatan nasional negara tersebut agar obat-obat penting dapat diakses oleh masyarakat dengan harga yang lebih murah.
Entri baru dalam katalog tersebut mencakup 16 jenis penyakit langka, dengan total 80 obat yatim piatu yang kini masuk dalam daftar asuransi kesehatan, termasuk obat-obatan yang diperlukan untuk mengobati gangguan autoimun, serta penyakit darah dan ginjal.
Pengumuman terbaru ini menjadi semakin penting karena hari Kamis (29/2) menandai Hari Penyakit Langka Sedunia. Saat ini, lebih dari 20 juta orang di Tiongkok menderita penyakit langka.
Otoritas kesehatan di Tiongkok telah bekerja sama dengan organisasi sosial, perusahaan farmasi, dan lembaga penelitian terkait untuk memastikan bahwa obat-obatan yang terjangkau bermanfaat bagi pasien penyakit langka dan masyarakat umum.
Mulai tahun ini, harga obat untuk mengobati sindrom uremik hemolitik atipikal, penyakit langka yang menyerang anak-anak, telah dipangkas dari lebih dari 20.000 yuan (sekitar 43,7 juta rupiah) per dosis menjadi sekitar 1.000 yuan (sekitar 2,2 juta rupiah) per dosis.
Langkah ini telah menghidupkan kembali harapan banyak pasien dan keluarga mereka. Di masa mendatang, skema asuransi kesehatan nasional Tiongkok akan memberikan manfaat bagi lebih banyak pasien karena Tiongkok telah memberikan perhatian besar pada upaya yang ditujukan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit langka.
"Ketika obat-obatan impor tersedia, harganya sering kali sangat mahal. Pasien hampir tidak mampu membayar pengobatan yang mahal secara mandiri. Sebagai contoh, dalam kasus atrofi otot tulang belakang, biaya yang harus ditanggung oleh pasien bisa mencapai lebih dari satu juta yuan (sekitar 2,2 miliar rupiah) per tahun. Sekarang, dengan perlindungan asuransi kesehatan, pasien dapat mengatur biaya dengan tarif bulanan yang jauh lebih terjangkau, yaitu 1.000 hingga 2.000 yuan (sekitar 2,2 hingga 4,3 juta rupiah)," kata Zhang Zaiqiang, Direktur Departemen Neurologi di Rumah Sakit Tiantan Beijing.
Pada bulan September 2023, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok merilis katalog penyakit langka yang kedua, yang berisi 86 penyakit yang termasuk dalam 17 spesialisasi medis. Sejauh ini, katalog tersebut telah mencatat 207 dari 7.000 penyakit langka yang diidentifikasi di seluruh dunia.
Katalog terbaru dari obat-obatan yang memenuhi syarat untuk penggantian biaya asuransi kesehatan, yang dirilis pada bulan Desember 2023, menampilkan 126 obat-obatan baru, dengan jumlah total mencapai 3.088.
Dengan mempertimbangkan penggantian biaya pengobatan dan pemotongan harga, langkah ini diprediksi dapat menghemat lebih dari 40 miliar yuan (sekitar 87 triliun rupiah) selama dua tahun ke depan.
Zhang mengatakan bahwa upaya-upaya telah dilakukan untuk mengembangkan obat secara mandiri untuk penyakit langka. Mengambil contoh atrofi otot tulang belakang, Tiongkok sedang berupaya mengembangkan obatnya sendiri untuk menyembuhkan penyakit ini, yang kini telah mencapai tahap penelitian klinis.
"Saat ini, ada tiga jenis obat di seluruh dunia untuk atrofi otot tulang belakang. Obat-obatan ini menghadapi masalah kekayaan intelektual dan komersial, sehingga harganya menjadi mahal ketika diperkenalkan di dalam negeri. Di masa depan, dengan obat yang dikembangkan secara lokal dan cakupan asuransi kesehatan, biaya keseluruhan akan semakin menurun secara signifikan," katanya.
Komentar
Berita Lainnya
BPOM Temukan 718.791 Vitamin Ilegal Dijual di Online Shop Selama Pandemi Covid-19 Kesehatan
Kamis, 6 Oktober 2022 13:37:0 WIB
Singapura Hadapi Subvarian Omicron Baru XBB, Harian Naik Lagi 9 Ribu Kasus Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 10:23:40 WIB
Jokowi: 80 Persen Vaksin COVID-19 yang Digunakan Indonesia Berasal dari RRT Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 13:43:44 WIB
Wanita dengan Dada Besar Lebih Gampang Kena Kanker Payudara? Kesehatan
Selasa, 18 Oktober 2022 9:49:9 WIB
Kemenkes: Apotek-Nakes Setop Sementara Obat Sirup! Kesehatan
Rabu, 19 Oktober 2022 8:56:53 WIB
Daftar Obat Sirup yang Dilarang dan Ditarik BPOM Kesehatan
Jumat, 21 Oktober 2022 10:15:51 WIB
Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan
Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB
Shanghai Mulai Berikan Vaksin Booster COVID-19 yang Dihirup Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:8:34 WIB
Pemerintah Gratiskan Biaya Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:21:29 WIB
WHO Rilis Peringatan 8 Obat Sirup yang Dilarang BPOM RI Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 15:32:48 WIB
Corona Kembali Meningkat, Pemerintah Prediksi Puncaknya 1-2 Bulan Lagi Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 18:46:33 WIB
5 Kebiasaan Penyebab Sariawan, Bukan Kurang Makan Buah Kesehatan
Sabtu, 5 November 2022 7:23:52 WIB
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB
Vaksin Covid-19 Direkomendasikan Jadi Imunisasi Rutin Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:47:25 WIB
Delta Sungai Yangtze Tingkatkan integrasi melalui digitalisasi Kesehatan
Sabtu, 27 Agustus 2022 1:59:36 WIB