Senin, 12 Mei 2025 13:3:27 WIB
Gencatan Senjata India-Pakistan Tampaknya Bertahan Hanya Semalam
International
BBC

India dan Pakistan saling tuduh telah melanggar kesepakatan gencatan senjata hanya beberapa jam setelah mereka berdua berjanji untuk menghentikan pertempuran. (Nepal Verified)
KASHMIR, Radio Bharata Online - India dan Pakistan saling tuduh telah melanggar kesepakatan gencatan senjata hanya beberapa jam setelah mereka berdua berjanji untuk menghentikan pertempuran. Kesepakatan itu dicapai setelah empat hari bentrokan sengit di perbatasan.
Presiden AS Donald Trump sempat memuji para pemimpin India dan Pakistan karena menyetujui gencatan senjata, dengan mengatakan jutaan orang bisa saja mati tanpanya.
Trump mengumumkan gencatan senjata "penuh dan segera" di Platform Sosialnya pada hari Sabtu. Ia mengatakan bahwa gencatan senjata tersebut telah ditengahi oleh AS.
Menteri luar negeri Pakistan kemudian mengonfirmasi bahwa kesepakatan telah dicapai oleh kedua negara, seraya menambahkan bahwa "tiga lusin negara" terlibat dalam diplomasi tersebut.
Dalam pidatonya kepada rakyat, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan, gencatan senjata telah dicapai "untuk kepentingan semua orang".
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio mengatakan setelah pengumuman tersebut, bahwa India dan Pakistan telah sepakat untuk memulai perundingan mengenai serangkaian isu yang luas di lokasi yang netral.
Namun beberapa jam setelah pengumuman tersebut, penduduk - dan reporter media asing di kota-kota utama Kashmir yang dikelola India, Srinagar dan Jammu, melaporkan mendengar ledakan dan melihat kilatan cahaya di langit. Kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran.
Menteri Luar Negeri India, Misri, menuduh Pakistan melakukan "pelanggaran berulang" terhadap kesepakatan tersebut, dan mengatakan angkatan bersenjata negaranya akan memberikan "tanggapan yang tepat".
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan, Pakistan tetap berkomitmen untuk melaksanakan kesepakatan tersebut, "meskipun ada pelanggaran yang dilakukan oleh India di beberapa wilayah", dan mengatakan pasukan di lapangan harus "menahan diri".
Untuk diketahui, wilayah Kashmir diklaim sepenuhnya, baik oleh India maupun Pakistan sejak mereka dipisahkan pada tahun 1947. Kashmir telah menjadi titik api sensitif antara kedua negara bersenjata nuklir itu, dan mereka telah berperang dua kali karenanya. (BBC)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB

Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB

Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB

Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB

Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB

AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB

Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB

Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB

Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
