Selasa, 15 Agustus 2023 11:27:40 WIB

Investasi Tiongkok di Kamboja Dorong Pembangunan Infrastruktur yang Sangat Dibutuhkan
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Cheng Kimlong, seorang ekonom dan penasihat untuk pemerintah Kamboja (CMG)

Phnom Penh, Radio Bharata Online - Investasi besar Tiongkok di Kamboja telah memicu ledakan konstruksi yang dengan cepat memodernisasi infrastruktur yang sudah ketinggalan zaman di negara tersebut.

Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, melakukan kunjungan ke Kamboja pada hari Sabtu (12/8) dan Minggu (13/8), mengadakan pembicaraan dengan para menteri tingkat tinggi pemerintah Kamboja dan pejabat senior dari organisasi-organisasi pembangunan.

Diskusi berpusat pada pemenuhan kebutuhan Kamboja akan pertumbuhan dan pekerjaan. Zona ekonomi Tiongkok-Kamboja telah melihat lebih dari 170 perusahaan Tiongkok membuka pabrik di Kamboja, menyediakan sekitar 30.000 pekerjaan untuk pekerja Kamboja.

Tiongkok telah lama menjadi pendonor utama bagi Kamboja, memberikan miliaran dolar dalam bentuk bantuan dan investasi, dan dukungan ini telah meningkat di bawah Prakarsa Sabuk dan Jalan atau Belt and Road Initiative (BRI) yang diusulkan oleh Tiongkok yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas regional dan global.

Proyek-proyek penting yang didukung oleh Tiongkok adalah pengembangan sistem kereta api baru, skema pembangkit listrik, serta pembangunan jembatan, pelabuhan laut, dan bandara. Tahun ini, sebagai proyek utama BRI, Kamboja membuka jalan tol pertamanya dengan total investasi sekitar dua miliar dolar AS (sekitar 30,7 triliun rupiah).

"Jika kita melihat pedoman kebijakan pemerintah Kamboja, infrastruktur merupakan salah satu pilar utama untuk pembangunan ekonomi. Jadi pengembangan proyek-proyek infrastruktur ini akan memperluas konektivitas yang menghubungkan Kamboja dengan negara-negara di Mekong dan ASEAN pada umumnya, yang akan mempromosikan daya tarik Kamboja sebagai daerah tujuan wisata, dan selain itu, mendukung pembangunan komunitas di ASEAN dan juga aspirasi masyarakat Kamboja dalam menghubungkan diri mereka dengan rantai pasokan regional dan ekonomi," kata Cheng Kimlong, seorang ekonom dan penasihat untuk pemerintah Kamboja.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner