Senin, 16 Oktober 2023 13:35:55 WIB

Presiden Sri Lanka Tepis Klaim Jebakan Utang dalam Kerja Sama dengan Tiongkok
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Presiden Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe (CMG)

Kolombo, Radio Bharata Online - Presiden Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, menepis klaim bahwa negaranya jatuh ke dalam apa yang disebut sebagai "jebakan utang" dalam menanggapi kekhawatiran yang diangkat oleh media Barat terkait kerja sama dengan Tiongkok.

Dalam sebuah wawancara dengan China Media Group (CMG) di Kolombo, ibu kota Sri Lanka, Wickremesinghe menekankan bahwa negara Asia Selatan ini mampu menimbang biaya dan manfaat dari perjanjian internasionalnya untuk dirinya sendiri.

"Itu tidak benar. Kami hanya bertindak untuk kepentingan nasional kami sendiri. Kami melakukan apa yang menguntungkan dan berhenti ketika tidak menguntungkan. Kerja sama kami dengan Tiongkok telah memberi kami keuntungan. Ketika konflik muncul di antara negara-negara besar di dunia saat ini, apa yang harus kami lakukan?" kata Wickremesinghe.

"Prakarsa Sabuk dan Jalan yang diusulkan oleh Tiongkok telah memicu diskusi. Sebagai contoh, proyek Pelabuhan Internasional Hambantota di Sri Lanka telah memicu kritik. Tapi, kami sangat puas dengan kerja sama saat ini, dan kami akan terus memajukan proyek-proyek yang relevan," tambah presiden.

Dalam beberapa tahun terakhir, sebagai mitra strategis Sri Lanka, Tiongkok telah memperluas dukungannya untuk pengembangan proyek-proyek besar termasuk Pelabuhan Internasional Hambantota dan Kota Pelabuhan Colombo di Sri Lanka di bawah Prakarsa Sabuk dan Jalan, yang dengan demikian telah membantu mengembangkan ekonomi Sri Lanka dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Selama bertahun-tahun, Tiongkok telah menjadi donor bantuan terbesar di Sri Lanka, sumber investasi asing, mitra dagang, dan sumber turis asing.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner