Sabtu, 5 Juli 2025 13:4:23 WIB

Ilmuwan Prancis Manfaatkan Sampel Bulan yang Dibagikan Tiongkok untuk Memajukan Penelitian Bulan
Teknologi

Eko Satrio Wibowo

banner

Frederic Moynier, Profesor Institut Fisika Bumi Paris (CMG)

Paris, Radio Bharata Online - Ilmuwan Prancis memanfaatkan sampel bulan yang dikumpulkan Tiongkok untuk membuka batas baru dalam penelitian bulan mereka, yang mempercepat terobosan dalam ilmu planet.

Pada tahun 2023, Badan Antariksa Nasional Tiongkok atau China National Space Administration (CNSA) memberikan sampel bulan kepada Rusia dan Prancis untuk keperluan ilmiah, dan Prancis menerima 1,5 gram sampel.

Di bawah kunci dan gembok di Institut Fisika Bumi Paris, sebuah fragmen kecil, yang hanya seukuran titik di mata, merupakan bagian dari hasil tangkapan seberat 1,7 kilogram yang dibawa kembali dari bulan oleh misi penting Tiongkok Chang'e-5 pada tahun 2020.

Diperkirakan berusia sekitar dua miliar tahun, fragmen tersebut menyimpan petunjuk tentang bab sejarah bulan yang belum pernah terlihat sebelumnya.

"Karena sebagian besar sampel Bulan yang kami miliki sudah sangat tua dan kami mendasarkan pemahaman kami tentang permukaan Bulan (pada sampel). Saat Anda melihat Bulan, Anda akan melihat banyak kawah, dan kami menggunakan usia bebatuan untuk mencoba mengkalibrasi berapa banyak kawah yang Anda miliki pada usia yang berbeda. Saya pikir sampel yang sangat muda ini benar-benar dapat mengisi celah untuk usia yang lebih lama untuk mendapatkan kronologi permukaan Bulan yang jauh lebih baik," jelas Frederic Moynier, Profesor Institut Fisika Bumi Paris.

Di dalam laboratorium universitas tersebut, persiapan sedang dilakukan untuk memulai pengujian dalam beberapa minggu. Moynier dan timnya berfokus pada salah satu misteri terbesar bulan.

"Sains saya adalah untuk memahami mengapa bulan yang begitu dekat dengan bumi tidak memiliki air, sementara bumi tertutup air. Jadi, semua penelitian saya sebelumnya didasarkan pada sampel Apollo. Jadi, yang ingin saya lakukan pada sampel ini adalah melihat air, hidrogen, unsur-unsur yang mudah menguap untuk mencoba memahami lebih baik bagaimana Bulan terbentuk," ujarnya.

Tim tersebut juga akan membandingkan fragmen itu dengan sampel bulan lainnya untuk memetakan bagian dalam bulan dan merekonstruksi garis waktu vulkaniknya, sehingga menghasilkan data yang dapat menyempurnakan misi bulan di masa mendatang.

Long Zhengyu, mahasiswa PhD asal Tiongkok, mengatakan bahwa sampel yang dibagikan tersebut telah memperkuat kerja sama ilmiah antara kedua negara.

"Saya pikir karena Tiongkok dan Prancis, saat ini mereka memiliki hubungan dan koneksi yang sangat baik antara kedua negara. Jadi, ini merupakan kesempatan yang baik bagi para mahasiswa kami untuk melakukan penelitian semacam itu," katanya.

Komentar

Berita Lainnya