Kamis, 14 November 2024 14:7:33 WIB

Pengusaha Spanyol: Tarif Tambahan Uni Eropa terhadap Kendaraan Listrik Tiongkok Merugikan Produsen Mobil Lokal
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Arturo Perez de Lucia, Manajer Umum Asosiasi Bisnis untuk Pengembangan dan Promosi Mobilitas Listrik (AEDIVE) - CMG

Madrid, Radio Bharata Online - Produsen mobil Eropa tidak menginginkan tarif tambahan untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) Tiongkok karena langkah tersebut merugikan mereka, terutama bagi mereka yang memiliki pabrik di Tiongkok, kata seorang pengusaha Spanyol pada hari Selasa (12/11).

Didorong oleh dukungan kebijakan dan permintaan pasar di Spanyol, industri EV telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir di negara tersebut, yang saat ini memiliki armada EV sekitar 500.000 unit.

Pemerintah Spanyol telah menetapkan target untuk memiliki 5 juta EV dan memasang 500.000 tiang pengisian daya pada tahun 2030.

Tarif tambahan UE untuk EV Tiongkok adalah tindakan yang salah, yang tidak akan menyelesaikan masalah apa pun tetapi hanya akan menghambat pengembangan lebih lanjut industri EV-nya sendiri, kata Arturo Perez de Lucia, Manajer Umum Asosiasi Bisnis untuk Pengembangan dan Promosi Mobilitas Listrik (AEDIVE), saat berbicara dengan China Central Television (CCTV) pada hari Selasa (12/11).

"Saya tidak berpikir UE berada di jalur yang benar. Meskipun kebijakan tersebut ditujukan untuk melindungi industri Eropa, industri Eropa sendiri tidak ingin menaikkan tarif. Saya pikir satu hal yang harus dilakukan UE adalah mendengarkan pendapat produsen mobil Eropa. Produsen mobil tidak menginginkan tarif tambahan karena tindakan tersebut merugikan mereka. Kenaikan tarif juga merupakan masalah yang sangat serius bagi perusahaan Eropa yang memiliki pabrik di Tiongkok, yang akan menderita akibatnya. Saya pikir pasar mobil bersifat global dan pintu harus terbuka untuk pertukaran," kata Perez.

Perez lebih lanjut mencatat bahwa bidang utama untuk masa depan industri kendaraan listrik meliputi teknologi baterai dan digitalisasi, dengan Tiongkok memainkan peran utama dalam persaingan.

Menurutnya, saat ini banyak perusahaan Spanyol telah bergandengan tangan dengan rekan-rekan mereka di Tiongkok untuk memasuki sektor tersebut, yang merupakan cara yang tepat untuk maju.

Ia pun menegaskan bahwa haanya melalui kerja sama, solusi yang efisien dapat ditemukan.

"Kini Eropa harus belajar dari Tiongkok. Kita perlu belajar cara meningkatkan proses manufaktur dan sistem logistik kita, agar lebih kompetitif di pasar. Tiongkok memiliki teknologi dalam digitalisasi, efisiensi energi, dan penyimpanan energi yang tidak kita miliki di Eropa, jadi kita harus mencari kerja sama," kata Perez.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner