Shanghai, Radio Bharata Online - Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) secara resmi meresmikan Institut Internasional untuk Pendidikan STEM di Shanghai pada hari Minggu (21/9), menjadikannya pusat Kategori 1 pertama yang didirikan oleh badan tersebut di kawasan Asia-Pasifik.

Institut yang berfokus pada sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) itu merupakan pusat Kategori 1 ke-10 di dunia dalam kerangka kerja UNESCO.

Fungsi utamanya meliputi promosi pendidikan STEM di semua jenjang, mulai dari anak usia dini hingga dewasa, dengan fokus pada penyediaan pendidikan STEM yang inklusif, adil, relevan, dan berkualitas tinggi untuk semua.

"Ini adalah institut Kategori Satu UNESCO. Artinya, lembaga ini memiliki otonomi penuh, tetapi cakupannya sangat global. Jadi, kami yakin bahwa pada saat STEM menjadi landasan bagi langkah penting lainnya, mulai dari AI hingga teknologi kuantum, keberadaan pusat baru ini, dapat benar-benar memenuhi permintaan, permintaan global," kata Stefania Giannini, Asisten Direktur Jenderal UNESCO untuk Pendidikan.

"Shanghai merupakan pusat internasional yang sangat penting bagi sains, teknologi, universitas, pendidikan tinggi, sistem pendidikan, dan inovasi. Terdapat ekosistem untuk inovasi. Jadi, kami memandangnya, sebagai UNESCO, sebagai tempat yang ideal untuk mendirikan sebuah lembaga yang diharapkan menjadi pusat global untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pelatihan, pembelajaran, dan juga penelitian di bidang STEM," ujarnya.

Pusat ini bertujuan untuk memanfaatkan praktik Tiongkok dalam STEM dan pendidikan interdisipliner guna mendorong pengembangan bersama dan berbagi sumber daya pendidikan STEM global berkualitas tinggi melalui penelitian bersama internasional, dialog kebijakan, dan pelatihan.

"Sebagai sebuah lembaga, pusat ini dapat mengumpulkan informasi dari seluruh dunia, sehingga memudahkan kami untuk mengakses perkembangan dan eksplorasi global terbaru dalam pendidikan STEM. Pusat ini juga menyediakan platform bagi Tiongkok untuk berbagi praktik, pengalaman, filosofi, dan model barunya dengan komunitas internasional," ujar Qin Changwei, Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Tiongkok untuk UNESCO.