Chengdu, Radio Bharata Online - Chengdu, Tiongkok Barat Daya, telah memenuhi seruan nasional Tiongkok untuk lebih menekankan konsumsi domestik dengan menggenjot kehidupan malam kota yang terkenal.

Dengan populasi 20 juta jiwa dan reputasi sebagai daya tarik bagi kaum muda dan trendi, Chengdu telah muncul sebagai model nasional untuk "ekonomi malam", sebuah sektor yang menurut para analis menyumbang sekitar 60 persen pengeluaran perkotaan di Tiongkok.

Dari barbekyu pinggir jalan yang meriah hingga klub-klub mewah dengan sistem suara kelas dunia, kehidupan malam kota ini tak hanya menjadi sumber hiburan, tetapi juga penggerak ekonomi yang vital.

"Keluar di Chengdu berlangsung dari pukul 20.00 hingga 20.00 keesokan harinya -- seperti memiliki pekerjaan baru," ungkap seorang penduduk setempat, menggambarkan energi kota yang tak pernah padam.

Di Kezee, salah satu klub malam terpopuler di Chengdu, pesta digelar di aula yang menyerupai teater, tempat para penampil melantunkan lagu-lagu pop Tiongkok dan Barat di atas panggung yang dilengkapi sound system Marathon - merek yang sama yang digunakan oleh Michael Jackson.

Namun, di kota yang memiliki hasrat kuliner yang kuat, bahkan tempat-tempat paling glamor pun harus menyajikan cita rasa.

"Soal makanan dan minuman, Sichuan sangat penting. Orang-orang di sini suka makan. Ambil contoh daging sapi ini: setiap hari, kami menyiapkan kaldu yang kaya rasa menggunakan daging sapi segar, lalu merendamnya di tempat. Prosesnya memakan waktu enam jam setiap hari," kata Demon, Manajer Kezee.

Memang, makanan menjadi tulang punggung kehidupan malam Chengdu. Malam hari biasanya dimulai dengan hidangan lezat, diselingi camilan dan minuman, dan seringkali diakhiri dengan barbekyu larut malam—favorit nasional yang menopang banyak usaha kecil.

Yuan Chengcui, pemilik Langyu Barbecue, menjalankan bisnisnya 16 jam sehari, dari pukul 17.00 hingga 21.00 keesokan harinya, menjadikan sate dan sayuran sebagai mata pencaharian.

"Restoran kami buka dari pukul lima sore hingga sembilan pagi. Kami buka selama 16 jam setiap hari, jadi ini sangat menantang. Namun, bagi orang biasa seperti saya, ini tidak membutuhkan banyak keterampilan teknis. Anda hanya perlu mampu menangani usaha dan begadang. Dan berkat menjalankan restoran barbekyu ini, saya dapat membeli rumah pertama saya. Jadi, saya sangat suka barbekyu. Saya sangat bersemangat," ujar Yuan.

Kesuksesannya didukung oleh kebijakan lokal. Tahun lalu, Chengdu meluncurkan paket dukungan yang berisi 55 langkah untuk membantu bisnis swasta, termasuk mengizinkan toko-toko di pinggir jalan untuk memperluas tempat duduk di luar ruangan.

"Sebelumnya, ketika kami tidak diizinkan meletakkan meja di luar, saya bahkan berpikir untuk menutup toko. Sekarang setelah kami bisa menyediakan beberapa meja di luar ruangan, bisnis pun membaik. Situasi semakin membaik, dan kebijakan pemerintah sangat mendukung," ungkap Yuan.

Bahkan di pasar bubble tea yang sangat kompetitif, beberapa toko kini tetap buka 24 jam untuk memenuhi permintaan hingga larut malam.

"Buka 24 jam akan meningkatkan pendapatan bisnis toko kami. Penjualan teh susu dari tengah malam hingga pukul 07.00 keesokan harinya menyumbang sekitar 10 persen dari pendapatan harian kami," kata Liao Shengjie, Manajer CHAGEE, gerai merek teh susu ternama.