Kamis, 14 Agustus 2025 13:58:7 WIB
Saldo Pinjaman untuk Badan Usaha di Sektor Konsumsi Jasa Utama di Tiongkok Capai 2,8 Triliun Yuan
Ekonomi
Eko Satrio Wibowo

Che Shiyi, Direktur Departemen Pasar Kredit PBOC (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Saldo pinjaman Tiongkok untuk badan usaha di sektor-sektor utama konsumsi jasa telah mencapai 2,8 triliun yuan (sekitar 6.282 triliun rupiah) hingga akhir Juni 2025, ungkap seorang pejabat Bank Rakyat Tiongkok atau People's Bank of China (PBOC) dalam konferensi pers di Beijing pada hari Rabu (13/8).
Che Shiyi, Direktur Departemen Pasar Kredit PBOC, mengatakan bahwa sejak awal tahun ini, bank sentral telah mendorong dan membimbing lembaga keuangan untuk meningkatkan pasokan kredit di sektor konsumen.
Data menunjukkan bahwa sejak awal tahun ini, bank sentral Tiongkok telah menyalurkan kembali pinjaman sebesar 500 miliar yuan (sekitar 1.122 triliun rupiah) untuk konsumsi jasa dan perawatan lansia.
Hingga akhir Juni 2025, saldo pinjaman konsumsi rumah tangga di seluruh Tiongkok, tidak termasuk pinjaman perumahan pribadi, mencapai 21,2 triliun yuan (sekitar 47.562 triliun rupiah), sementara saldo pinjaman untuk badan usaha di sektor-sektor utama konsumsi jasa seperti akomodasi dan katering, budaya, olahraga dan hiburan, pendidikan, dan layanan kependudukan mencapai 2,8 triliun yuan (sekitar 6.282 triliun rupiah).
"Kebijakan subsidi bunga pinjaman yang baru diperkenalkan untuk konsumsi individu dan bisnis jasa semakin menunjukkan kerja sama yang terkoordinasi antara kebijakan fiskal dan keuangan. Meningkatkan keinginan masyarakat untuk mengonsumsi di sisi permintaan dan meningkatkan kapasitas perusahaan untuk menyediakan layanan berkualitas tinggi di sisi penawaran akan menghasilkan efek kebijakan 'satu tambah satu lebih dari dua'," ujar Che.
Che juga mengatakan pada tahap selanjutnya, bank sentral Tiongkok akan mengarahkan peningkatan alokasi kredit di sektor konsumsi jasa, memperkuat pertukaran informasi dengan departemen-departemen seperti keuangan, mendorong koneksi pembiayaan antara pemerintah, bank, dan perusahaan untuk memastikan bahwa dividen kebijakan menguntungkan lebih banyak usaha kecil dan menengah di industri jasa.
Sementara itu, bank sentral Tiongkok akan mengoptimalkan produk dan layanan pembiayaan konsumen, menyederhanakan proses persetujuan, berinovasi dalam produk, dan menerapkan penetapan harga yang berbeda berdasarkan kebutuhan nasabah dan karakteristik risiko untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang layanan pembiayaan konsumen.
Komentar
Berita Lainnya
Banyaknya investasi yang masuk ke Jateng saat ini menjadi bukti bahwa Indonesia masih menjadi negara yang dipercaya para investor Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB

Seperempat abad yang lalu Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

Selama liburan Hari Nasional tahun ini permintaan untuk perjalanan singkat dan penjualan peralatan luar ruangan terus meningkat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB

Shanghai mengharapkan mobil listrik penuh untuk membuat lebih dari setengah penjualan mobil pada tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB

Para petani cabai dan beras mengaku risau akan lonjakan harga akibat curah hujan yang tinggi sejak pekan lalu Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB

Huawei mengumumkan Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB

14 negara teken kesepakatan dagang dengan pengusaha Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas 5 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB
