Jumat, 3 Januari 2025 14:11:20 WIB
UU PPN Tiongkok akan Berlaku pada Tahun 2026, dengan Tarif Saat Ini Tidak Berubah
Ekonomi
Eko Satrio Wibowo

Shi Zhengwen, Direktur Pusat Penelitian Hukum Fiskal dan Perpajakan Universitas Ilmu Politik dan Hukum Tiongkok (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Anggota parlemen Tiongkok pada tanggal 25 Desember 2024 memberikan suara untuk mengadopsi undang-undang tentang pajak pertambahan nilai (PPN), kategori pajak terbesar di Tiongkok, yang menandai kemajuan besar dalam menegakkan prinsip perpajakan berdasarkan hukum.
Undang-undang tersebut, yang disahkan pada sidang Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, badan legislatif nasional, akan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2026.
Saat ini, 14 dari 18 kategori pajak yang berlaku di Tiongkok telah disahkan, yang mencakup sebagian besar pendapatan pajak.
Undang-undang PPN menetapkan tarif pajak dan jumlah yang dikenakan pajak, mempertahankan tiga tarif saat ini yaitu 13 persen, 9 persen, dan 6 persen, dengan tarif pajak nol yang diterapkan pada ekspor barang dan jasa tertentu.
"Undang-undang PPN mempertahankan tarif pajak resmi saat ini: 13 persen untuk barang, 9 persen untuk sektor seperti transportasi, pos, komunikasi, real estat, dan konstruksi, dan 6 persen untuk jasa," kata Shi Zhengwen, Direktur Pusat Penelitian Hukum Fiskal dan Perpajakan Universitas Ilmu Politik dan Hukum Tiongkok.
Dalam hal manajemen pemungutan pajak, undang-undang PPN menjelaskan bahwa PPN akan dipungut oleh otoritas pajak, sementara bea cukai akan menangani PPN untuk barang impor.
Selain itu, untuk pertama kalinya, undang-undang tersebut secara khusus menguraikan sistem manajemen faktur, yang menekankan promosi faktur elektronik dan memperkuat administrasi pajak berbasis data.
"Faktur PPN elektronik bertujuan untuk menyediakan akses tepat waktu ke informasi terkait pajak dari operasi bisnis. Tujuannya adalah untuk membangun mekanisme berbagi informasi pajak dan sistem koordinasi. Di bawah model 'administrasi pajak berbasis data', pemungutan PPN pada akhirnya akan mendukung pembangunan berkualitas tinggi, keadilan sosial, dan kesatuan pasar," kata Shi.
Komentar
Berita Lainnya
Investasi Banyak Masuk ke Jateng, Ganjar: Tingkat Layanan Kita Sangat Serius Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB

Perdagangan Jerman mengalahkan ekspektasi pada Agustus , meski ekonomi melambat Ekonomi
Rabu, 5 Oktober 2022 18:2:24 WIB

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

Pakar: Tren konsumsi sehat mencerminkan kepercayaan konsumen yang kuat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB

Perkiraan uang penjualan pembuat chip TSMC, persaingan melambat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:44:54 WIB

Mentan-Menkeu G20 & Bank Dunia Kumpul di AS, Cari Solusi Atasi Krisis Pangan Ekonomi
Rabu, 12 Oktober 2022 9:9:53 WIB

Lebih dari Setengah Mobil Baru akan Menggunakan Listrik pada Tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB

Tibet Melihat Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Tahunan Dua Digit Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:23:14 WIB

Gara-gara Hujan, Petani Risau Harga Cabai dan Beras Naik Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB

PLN: Infrastruktur Listrik Kereta Cepat Rampung Juni 2023 Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:43:54 WIB

Antisipasi Resesi Gelap, Sandiaga Uno: Perkuat UMKM dan Kolaborai Ekonomi
Minggu, 16 Oktober 2022 18:8:23 WIB

Huawei akan mendirikan pusat layanan cloud Eropa pertama di Irlandia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB

14 Negara Tandatangani 100 Kerja Sama Dagang dengan Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB

Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB
