Beijing, Bharata Online - Pesawat ruang angkasa berawak Shenzhou-21 yang akan diluncurkan pada hari Jumat (31/10) akan membawa enam jenis sampel untuk eksperimen sains antariksa ke stasiun luar angkasa Tiongkok, termasuk empat ekor tikus.
Ini menandai pertama kalinya sampel eksperimental mamalia dikirim ke stasiun luar angkasa Tiongkok untuk eksperimen sains antariksa.
Selain itu, kru Shenzhou-21 akan melakukan penelitian baterai litium-ion untuk memberikan dukungan teoretis krusial bagi pengembangan dan penerapan baterai litium-ion yang sangat andal dalam misi antariksa mendatang.
Berat total sampel dan peralatan yang diangkut oleh pesawat ruang angkasa Shenzhou-21 adalah sekitar 63 kilogram.
Penelitian utama akan berfokus pada tiga studi sains hayati, termasuk verifikasi teknologi kunci untuk seleksi dan pemuliaan strain hewan antariksa serta hubungan antara asal kode genetik dan kiralitas di lingkungan antariksa, serta dua studi sains fluida seperti struktur dan dinamika koloid aktif di lingkungan mikrogravitasi.
Selain itu, misi ini akan melakukan studi elektrokimia dan optik in-situ baterai litium-ion untuk aplikasi antariksa, yang akan diimplementasikan di orbit oleh spesialis muatan.
Komponen kunci dari misi tersebut melibatkan penelitian terhadap empat ekor tikus.
Sebagai organisme model mamalia yang penting dalam ilmu hayati, tikus memiliki sekitar 85 persen kesamaan genetik dengan manusia. Ukurannya yang kecil, siklus reproduksi yang pendek, dan kerentanannya terhadap penyuntingan genetik menjadikan mereka subjek ideal untuk mempelajari respons fisiologis, patologis, pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi di luar angkasa.
Penelitian ini memiliki implikasi signifikan bagi kelangsungan hidup, reproduksi, dan kesehatan manusia di luar angkasa dalam jangka panjang di masa depan.
Selama misi berlangsung, para astronaut dan peneliti darat akan memantau perilaku tikus di luar angkasa melalui pencitraan video multidimensi.
Mereka akan mempelajari bagaimana gayaberat mikro dan kondisi ruang terbatas memengaruhi pola perilaku tikus, sehingga menguasai teknologi inti utama untuk pembiakan dan pemantauan mamalia kecil di luar angkasa.
Hal ini juga akan memberikan wawasan awal tentang respons stres dan perubahan adaptif tikus di lingkungan luar angkasa.
Keempat tikus tersebut, dua betina dan dua jantan, akan menjalani penelitian ilmiah lebih lanjut setelah kembali ke bumi dengan pesawat ruang angkasa Shenzhou-20 setelah tinggal di orbit selama 5 hingga 7 hari.
"Misi ini mengeksplorasi seluruh jalur, mulai dari persiapan peluncuran darat hingga eksperimen di orbit. Misi ini akan meletakkan fondasi bagi pembentukan kemampuan untuk melakukan penelitian biologi di masa depan, sebuah proses bergerak dari 'nol ke satu'," ujar Li Tianda, Peneliti Asosiasi di Institut Zoologi, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok.
Pesawat ruang angkasa berawak Shenzhou-21 dijadwalkan diluncurkan pada hari Jumat (31/10) pukul 23.44 (Waktu Beijing) dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Tiongkok barat laut, demikian diumumkan Badan Antariksa Berawak Tiongkok atau China Manned Space Agency (CMSA) pada hari Kamis (30/10).
 
                                                                           
                       
                       
                       
                      