Jumat, 25 April 2025 16:37:20 WIB

Penemuan Satelit Astronomi Tiongkok-Prancis Berikan Gambaran Sekilas tentang Alam Semesta yang Masih Muda
Teknologi

Eko Satrio Wibowo

banner

Zhang Shuangnan, salah satu peneliti utama SVOM (CMG)

Shanghai, Radio Bharata Online - Satelit astronomi yang dikembangkan bersama oleh Tiongkok dan Prancis telah mendeteksi ledakan sinar gamma atau gamma-ray burst (GRB) yang terjadi 13 miliar tahun lalu, yang kemungkinan berasal dari keruntuhan bintang awal yang membentuk lubang hitam atau bintang neutron. Penemuan ini memberi umat manusia sekilas gambaran tentang masa awal terbentuknya alam semesta.

Penemuan yang dilakukan oleh Variable Object Monitor (SVOM) multi-band berbasis luar angkasa itu diumumkan pada upacara Hari Luar Angkasa Tiongkok di Shanghai pada hari Kamis (24/4).

Menurut Wei Jianyan, peneliti utama SVOM Tiongkok, diluncurkan pada tanggal 22 Juni 2024, SVOM telah menyelesaikan uji coba di orbit dan mendeteksi lebih dari 100 GRB, termasuk beberapa GRB aneh dengan perilaku yang tidak biasa.

GRB, ledakan bintang paling dahsyat di alam semesta, melepaskan lebih banyak energi dalam hitungan detik daripada yang dipancarkan Matahari selama masa hidupnya. Pengamatan SVOM akan memperdalam pemahaman umat manusia tentang fenomena astrofisika ekstrem ini.

GRB dari awal terbentuknya alam semesta yang dideteksi oleh SVOM berasal dari 730 juta tahun setelah Big Bang, memecahkan rekor pengamatan internasional selama hampir 12 tahun.

"Karena menempuh jarak yang sangat jauh, ia telah membawa banyak informasi tentang alam semesta dalam rentang tersebut. Oleh karena itu, ia sangat penting untuk mempelajari alam semesta," kata Zhang Shuangnan, salah satu peneliti utama SVOM.

GRB yang aneh itu termasuk satu yang dideteksi pada tanggal 1 Oktober 2024, yang menunjukkan bukti yang menghubungkan GRB kaya sinar-X dengan supernova dan menjelaskan asal usul GRB tersebut.

Bertrand Cordier, peneliti utama SVOM asal Prancis, mengatakan bahwa SVOM sangat sensitif terhadap GRB kaya sinar-X, yang jarang terdeteksi dalam misi sebelumnya. Beberapa ledakan ini mungkin berasal dari galaksi yang sangat jauh.

Temuan SVOM tidak hanya membuktikan kinerja satelit yang luar biasa, tetapi juga memberikan perspektif baru untuk mempelajari topik-topik yang belum pernah ada sebelumnya, seperti pembentukan bintang-bintang awal, lubang hitam, dan penggabungan objek-objek padat.

SVOM diharapkan beroperasi di orbit selama setidaknya tiga tahun, terus mencari fenomena ledakan berenergi tinggi di alam semesta.

"Dalam tiga tahun, kami berharap dapat mendeteksi lebih dari 200 GRB, dengan harapan menemukan GRB yang lebih awal dan lebih dekat dengan waktu Big Bang," kata Zhang Yonghe, Manajer Proyek SVOM asal Tiongkok.

Proyek SVOM, sebuah kolaborasi antariksa bilateral utama antara Tiongkok dan Prancis yang berlangsung hampir dua dekade, merupakan tonggak penting dalam kerja sama antariksa internasional tingkat tinggi.

Keberhasilan SVOM menjadi contoh kolaborasi ilmiah Tiongkok-Prancis dan siap memajukan penelitian astrofisika berenergi tinggi global.

"Saya sangat senang, karena semuanya berjalan dengan baik. Harus saya akui bahwa pada awalnya saya sedikit cemas, karena sistemnya sangat rumit. Namun, dengan sangat cepat, kami melihat bahwa semuanya berjalan dengan sangat baik dan kami mendeteksi ledakan pertama kami tepat pada hari terbaik di Prancis dan sungguh menakjubkan melihatnya," ungkap Bertrand Cordier.

Komentar

Berita Lainnya

Prioritas Agenda Kerja Sama Tiongkok-ASEAN Teknologi

Selasa, 3 November 2020 9:58:24 WIB

banner
CMG Siap Beritakan CIIE ke-3 Teknologi

Rabu, 4 November 2020 1:22:22 WIB

banner
Han Zheng Hadiri Upacara Pembukaan CIIE Ke-3 Teknologi

Jumat, 6 November 2020 1:14:28 WIB

banner
Tiongkok Gelar Harbolnas Terbesar di Dunia Teknologi

Selasa, 10 November 2020 19:55:39 WIB

banner