Doha, Bharata Online - Wakil Presiden Tiongkok, Han Zheng, mengajukan proposal empat arah untuk memajukan pembangunan sosial global pada debat umum KTT Dunia untuk Pembangunan Sosial Kedua yang sedang berlangsung di Doha, Qatar, pada hari Selasa (4/11).

Dalam pidatonya di pertemuan tersebut, Han mencatat bahwa pada bulan Maret 1995, KTT Dunia pertama untuk Pembangunan Sosial telah sukses diselenggarakan di Kopenhagen, dan para pihak yang berpartisipasi mengadopsi Deklarasi Kopenhagen tentang Pembangunan Sosial dan Program Aksi.

Selama 30 tahun terakhir, Han mengatakan pemerintah Tiongkok telah menegakkan pendekatan pembangunan yang berpusat pada rakyat, memenangkan perang melawan kemiskinan sesuai rencana, dan mencapai tujuan penanggulangan kemiskinan dalam Agenda 2030 Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pembangunan Berkelanjutan 10 tahun lebih cepat dari jadwal.

Selain itu, ia mengatakan Tiongkok telah menerapkan strategi yang mengutamakan lapangan kerja, memastikan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan, serta membangun sistem pendidikan, layanan kesehatan, dan jaminan sosial terbesar di dunia, yang mendorong pembangunan sosial yang inklusif.

Han pun menambahkan bahwa Tiongkok juga telah secara aktif berbagi pengalaman penanggulangan kemiskinan dan pembangunannya dengan negara-negara lain, memberikan kontribusi yang semestinya bagi kemajuan masyarakat manusia.

Ia menekankan bahwa konsep membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, serta Inisiatif Pembangunan Global, Inisiatif Keamanan Global, Inisiatif Peradaban Global, dan Inisiatif Tata Kelola Global, yang semuanya diusulkan oleh Presiden Xi Jinping, telah memetakan arah untuk memajukan pembangunan sosial global.

Mengutip sidang pleno keempat Komite Sentral ke-20 Partai Komunis Tiongkok yang baru saja berakhir, Han mengatakan bahwa dalam lima tahun ke depan, Tiongkok akan memastikan bahwa hasil pembangunan berkualitas tinggi dinikmati secara lebih luas dan merata oleh seluruh rakyatnya, dan juga akan menyuntikkan lebih banyak energi positif dan kepastian ke dalam pembangunan sosial global.

Dalam pidatonya, Han mengajukan empat poin usulan untuk memajukan pembangunan sosial global.

Pertama, berpegang teguh pada prinsip yang berorientasi pada rakyat. Kunci untuk melaksanakan agenda pembangunan sosial adalah mengutamakan rakyat dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara nyata, katanya, seraya menambahkan bahwa perhatian khusus harus diberikan untuk memenuhi kebutuhan mendesak negara-negara berkembang dalam memberantas kemiskinan, sehingga dapat memberikan rasa sejahtera, kebahagiaan, dan keamanan yang nyata kepada rakyat.

Kedua, berfokus pada tujuan pembangunan bersama. Menurutnya, agenda Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2030 harus diimplementasikan sepenuhnya untuk mendorong pembangunan bersama semua negara. Pembangunan harus dimanfaatkan untuk mendorong lapangan kerja berkualitas tinggi dan memadai, serta memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk mencapai pertumbuhan pribadi melalui kerja keras.

Ketiga, menjunjung tinggi prinsip manfaat universal dan inklusivitas. Menekankan bahwa lingkungan pembangunan yang inklusif dan bermanfaat universal harus dipupuk untuk mendorong keadilan dan kesetaraan sosial, Han mengatakan negara-negara maju harus memikul lebih banyak tanggung jawab dalam memajukan distribusi sumber daya yang seimbang dan kesempatan pembangunan yang setara. Upaya juga harus dilakukan untuk meningkatkan keseimbangan dan aksesibilitas layanan publik, yang memungkinkan lansia, penyandang disabilitas, perempuan, anak-anak, dan pemuda untuk berbagi hasil pembangunan sosial.

Keempat, memajukan semangat solidaritas dan kerja sama. Ia menekankan pentingnya mempraktikkan multilateralisme sejati dan mendukung Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam memainkan peran sentral dan koordinatif dalam agenda pembangunan sosial global, sehingga tercapai tata kelola global yang berbasis pada konsultasi yang ekstensif, kontribusi bersama, dan manfaat bersama. Menurutnya, upaya harus dilakukan untuk meningkatkan representasi dan suara negara-negara berkembang dalam tata kelola pembangunan sosial global, dan mendorong pembangunan tatanan internasional menuju keadilan dan pemerataan yang lebih besar.

Han mengatakan, Tiongkok berharap dapat bekerja sama dengan semua pihak untuk menjadikan KTT ini sebagai kesempatan untuk mempercepat implementasi Deklarasi Kopenhagen tentang Pembangunan Sosial dan Program Aksi, memberikan dorongan yang lebih kuat bagi pembangunan sosial global, dan memberikan kontribusi yang lebih besar untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.

KTT Dunia Kedua untuk Pembangunan Sosial berlangsung di Doha dari Selasa (4/11) hingga Kamis (6/11), dengan tujuan untuk meninjau kemajuan yang telah dicapai sejak KTT Kopenhagen tahun 1995, memetakan peta jalan untuk memajukan pembangunan sosial, dan mempercepat implementasi Agenda 2030 Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pembangunan Berkelanjutan. Lebih dari 30 kepala negara atau pemerintahan dan lebih dari 100 perwakilan setingkat menteri hadir dalam acara tersebut.