Kamis, 25 Juli 2024 14:18:49 WIB
Pakar Swedia: Tiongkok Memandu Proses Global dengan 'Semua Negara Dapat Bangkit Bersama'
International
Eko Satrio Wibowo

Hussein Askary, Wakil Presiden Institut Sabuk dan Jalan di Swedia (CMG)
Stockholm, Radio Bharata Online - Seorang pakar Swedia mengatakan Tiongkok mengambil peran utama dalam proses krusial globalisasi dan pembangunan multilateral, memastikan semua negara dapat maju bersama.
Hussein Askary, Wakil Presiden Institut Sabuk dan Jalan di Swedia, menyampaikan komentar tersebut dalam wawancara eksklusif dengan China Global Television Network (CGTN) setelah Tiongkok menggelar sesi pleno ketiga Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKT) ke-20 di Beijing dari tanggal 15 hingga 18 Juli 2024.
Sesi pleno tersebut menekankan bahwa di tengah situasi internasional dan domestik yang kompleks, babak baru revolusi ilmiah dan teknologi, transformasi industri, dan ekspektasi publik yang terus berkembang, PKT harus secara sadar memprioritaskan reformasi dengan lebih menonjol. Hal ini memerlukan pendalaman reformasi yang komprehensif yang berkaitan erat dengan kemajuan modernisasi Tiongkok.
Untuk mendukung pencapaian tujuan ini, sebuah komunike dan resolusi tentang pendalaman reformasi lebih lanjut secara komprehensif untuk memajukan modernisasi Tiongkok diadopsi pada sesi tersebut. Menurut Askary, langkah tersebut menunjukkan bahwa Tiongkok bersedia membawa keberhasilan terkini dari model pembangunannya yang berkualitas tinggi ke dunia.
"Komunike tersebut menyebutkan fakta bahwa Tiongkok akan mengejar Prakarsa Sabuk dan Jalan yang bermutu tinggi dan kerja sama melalui itu. Dan ini berarti bahwa hubungan Tiongkok dengan negara-negara lain di Sabuk dan Jalan, di Dunia Selatan akan beralih ke kualitas pembangunan yang lebih tinggi. Misalnya, industrialisasi yang saat ini Tiongkok akan mengekspor teknologi, pengetahuan, dan modal untuk negara-negara lain. Saya punya contoh bagus dari Afrika, misalnya dari lingkungannya di mana Tiongkok menggunakan daya ungkitnya sendiri -- pembangunan ilmiah, teknologi, dan bermutu tinggi -- ke negara-negara lain," jelasnya.
"Jadi, dengan cara seperti itu di dunia multipolar baru ini, Tiongkok menjadi seperti apa yang disebut 'primus inter pares', yang pertama di antara yang sederajat di mana Tiongkok memimpin proses globalisasi dan pembangunan multilateral dengan semua negara dapat bangkit bersama," tambahnya.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB

Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB

Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB

Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB

Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB

AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB

Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB

Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB

Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
