BEIJING, Radio Bharata Online – Tiongkok akan mempercepat pembentukan jenis sistem tenaga baru, sambil mendorong penggunaan batu bara yang lebih bersih dan lebih efisien, serta penelitian dan pengembangan teknologi yang relevan.
Perdana Menteri Li Keqiang dalam laporan kerja pemerintah, dalam pertemuan pembukaan sesi pertama Kongres Rakyat Nasional ke-14 pada hari Minggu mengatakan, sistem energi baru dimaksudkan untuk semakin mengkonsolidasikan peran energi terbarukan dalam bauran energi negara.
Panduan kebijakan mencerminkan niat Tiongkok untuk terus mengurangi konsumsi energi per unit PDB dan emisi polutan utama, melakukan kontrol yang lebih baik atas konsumsi bahan bakar fosil, dan memperbaiki lingkungan ekologisnya, yang telah terdaftar di antara target pembangunan yang diproyeksikan untuk tahun ini.
Dalam lima tahun terakhir, Tiongkok melakukan upaya berkelanjutan dalam konservasi energi dan pengurangan karbon, dengan upaya terkoordinasi yang dilakukan untuk memastikan pasokan energi yang aman dan stabil, serta mempromosikan pembangunan hijau dan rendah karbon, untuk mencapai target puncak karbon pada tahun 2030 dan netralitas karbon pada tahun 2060.
Li mengatakan, dalam lima tahun terakhir kapasitas batu bara emisi ultra rendah Tiongkok melebihi 1.050 gigawatt, dengan kapasitas terpasang energi terbarukan meningkat dari 650 gigawatt menjadi lebih dari 1.200 gigawatt.
Terlepas dari perkembangan pesat energi bersih dalam beberapa tahun terakhir, Li mencatat dalam laporannya bahwa "batubara masih terus memainkan perannya sebagai sumber energi utama di Tiongkok selama setahun terakhir." Kapasitas batu bara canggih telah ditambahkan, untuk lebih mendukung pembangkit listrik dan perusahaan pemasok panas, guna memastikan pasokan energi yang andal. Estimasi awal oleh Biro Statistik Nasional menunjukkan, total konsumsi energi Tiongkok pada tahun 2022 sebesar 5,41 miliar ton setara batubara standar. (CGTN)