Senin, 26 Juli 2021 13:48:42 WIB

Sulit Situasi Paman Sam Sebab Kasus Corona Terus Melejit
Sosial Budaya

Angga Mardiansyah

banner

Foto ilustrasi (AP/John Locher)

Sepekan ini, kurva pandemi COVID-19 Negeri Paman Sam terdeteksi melonjak. Negara itu menghadapi situasi sulit yang menjadi biang kerok memburuknya pagebluk virus Corona: banyak rakyatnya emoh divaksin.

Gambaran kecil sikap mental orang di negara maju ini terlihat dari kesaksian Jacob Burmood, seorang seniman berusia 40 tahun dari Kansas City, Missouri. Dia menuturkan bahwa ibundanya sering mempromosikan teori-teori konspirasi vaksin meskipun suaminya sendiri -- ayah tiri Burmood -- dirawat di rumah sakit dengan ventilator di Springfield.

"Ini benar-benar menyedihkan, dan itu sungguh membuat frustrasi," sebutnya, diberitakan Associated Press, Kamis (22/7) lalu.

Data otoritas kesehatan setempat menunjukkan lonjakan kasus nyaris seluruhnya melibatkan orang-orang yang belum divaksin Corona.Pada saat itu, negara bagian Utah melaporkan 295 kasus rawat inap akibat Corona -- jumlah tertinggi sejak Februari. Negara bagian ini juga melaporkan rata-rata 622 kasus Corona setiap hari sepanjang pekan lalu -- meningkat tiga kali lipat dibandingkan awal Juni.

"Ini seperti melihat kecelakaan mobil sebelum terjadi," ucap Dr James Williams selaku associated professor klinis untuk pengobatan darurat pada Texas Tech, yang kini merawat lebih banyak pasien Corona. "Tidak ada dari kita yang ingin melalui ini lagi," imbuhnya.

Johns Hopkins University memampang jumlah rata-rata tambahan kasus harian di AS selama tujuh hari melonjak dalam dua pekan terakhir menjadi lebih dari 37.000 kasus pada Selasa (20/7) waktu setempat, dari sebelumnya kurang dari 13.700 kasus pada 6 Juli.Dia menambahkan bahwa kebanyakan pasien Corona yang dirawat berusia lebih muda -- antara 20-an hingga 40-an tahun -- dan sebagian besar belum divaksin.

Para pejabat kesehatan setempat menyalahkan varian Delta yang sangat mudah menular dan lambannya laju vaksinasi Corona di AS. Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menunjukkan baru 56,2 persen warga AS yang telah mendapatkan setidaknya satu dosis suntikan vaksin Corona.

Selanjutnya, hoax hingga aturan lepas masker bikin situasi sulit:

 

Dilansir AFP, Jumat (23/7) kemarin, lonjakan kasus COVID-19 di AS terjadi saat hoax dan disinformasi menyeruak di tengah warga AS. Hoax dan disinformasi membuat warga AS tidak mau divaksin.

Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa jauh lebih banyak Demokrat yang divaksinasi daripada Republik. Partai republik adalah partai di sayap kanan alias konservatif.

Pakar penyakit menular terkemuka Amerika Serikat (AS), Dr Anthony Fauci, menyebut AS kini berada dalam 'situasi sulit yang tidak perlu' akibat lonjakan kasus virus Corona yang dipicu oleh orang-orang yang tidak divaksinasi dan penyebaran varian Delta.Keragu-raguan akan vaksin Corona sangat tinggi di negara-negara bagian seperti Arkansas, Florida, dan Missouri. Fenomena itu telah memicu penularan virus Corona. Melihat lonjakan tersebut, semakin banyak pejabat dan anggota parlemen Partai Republik ikut menyerukan warga untuk melakukan vaksinasi.

"Kita menuju ke arah yang salah," ucap Dr Fauci, seperti dilansir Associated Press, Senin (26/7/2021). Dia menyebut dirinya kini 'sangat frustrasi' dengan situasi pandemi di AS.

"Ini menjadi persoalan yang dominan di kalangan orang-orang yang belum divaksinasi, yang menjadi alasan kenapa kita di luar sana, secara praktis memohon orang-orang yang tidak divaksinasi untuk pergi dan mendapatkan vaksinasi," ujar Fauci.Di sejumlah negara bagian, orang-orang yang sudah divaksin tidak perlu memakai masker. Namun celakanya, orang-orang yang belum divaksin (sayangnya jumlahnya sedikit lebih banyak) ikut-ikutan pula melepas masker. Aturan ini dikaji lagi karena bikin situasi sulit.

Fauci mendorong agar politikus Partai Republik dan pejabat-pejabat di negara bagian lebih gencar lagi mengkampanyekan vaksinasi, terutama di negara-negara bagian yang tingkat vaksinasinya rendah.Menurut data CDC, lebih dari 164 juta orang atau 49 persen dari total populasi AS kini telah divaksinasi sepenuhnya. Untuk mereka yang memenuhi syarat untuk divaksin, dengan usia 12 tahun ke atas, jumlahnya naik menjadi 57 persen.

"Apa yang benar-benar ingin saya lihat adalah lebih banyak lagi pemimpin di wilayah-wilayah yang belum divaksinasi untuk berbicara dan mendorong orang-orang divaksinasi," ucapnya.detiknews

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner