BEIJING, Radio Bharata Online - Pusat Peragaan Teknologi Juncao, kerjasama Negara Kepulauan Pasifik dan Tiongkok, mulai beroperasi di Fiji.
Kedutaan Besar Tiongkok untuk negara kepulauan Pasifik Selatan, pada hari Rabu mengumumkan, Pusat Teknologi itu bertujuan untuk meningkatkan pengembangan teknologi regional terkait Juncao.
Juncao Teknologi, menurut our.today, secara harfiah berarti "jamur" dan "rumput", yang dapat digunakan untuk budidaya jamur konsumsi, sebagai pakan ternak, atau sebagai penghalang alami untuk menghentikan penggurunan daratan. Teknologi ini ditemukan oleh seorang profesor Tiongkok pada 1980-an, dan telah dimanfaatkan di lebih dari 100 negara.
Tang Wenhong, wakil ketua China International Development Cooperation Agency (CIDCA), dalam kuliah yang disampaikan pada upacara pembukaan pusat Teknologi itu pada hari Rabu mengatakan, Fiji kini telah menjadi pusat regional teknologi Juncao di wilayah Pasifik, setelah kerja sama Tiongkok-Fiji dimulai delapan tahun lalu. Sampai sekarang, lebih dari 600 rumah tangga Fiji telah bergabung dalam kerja sama Juncao, dan telah memberi manfaat bagi lebih dari 1.000 rumah tangga lokal, dengan total area penanaman jamur lebih dari 466,67 hektar. Menurut Tang, teknologi Juncao telah diekspor dan diimplementasikan di lebih dari 100 negara di seluruh dunia.
Pejabat dari kementerian pertanian Fiji memuji teknologi Juncao yang memperkaya kategori makanan Fiji, meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal, dan memberikan solusi baru untuk mengatasi perubahan iklim. Para pejabat juga berjanji untuk memperkenalkan teknologi tersebut ke negara pulau lain di wilayah Pasifik.
Teknologi Juncao, yang menggabungkan jamur dan rumput, ditemukan pada 1980-an oleh Lin Zhanxi, seorang profesor di Universitas Pertanian dan Kehutanan Fujian Tiongkok. Lin juga kepala ilmuwan untuk Proyek Kerjasama Teknologi Tiongkok-Fiji Juncao, yang diluncurkan pada tahun 2014, setelah pemerintah Tiongkok dan Fiji menandatangani perjanjian untuk memulai kerjasama pertanian. Selain pejabat dari Tiongkok dan Fiji, pejabat diplomatik dari negara kepulauan sekitar, termasuk Kiribati, Kepulauan Solomon, Papua Nugini, Samoa, dan Vanuatu, serta pejabat dari PBB, menghadiri upacara tersebut. (Global Times)