Jumat, 14 Februari 2025 11:57:35 WIB

Kafe-Kafe Independen di Chengdu Garisbawahi Vitalitas Ekonomi yang Berkembang di Tiongkok
Sosial Budaya

Eko Satrio Wibowo

banner

Wang Zifeng, pemilik kedai kopi bernama "Rebellion Beans" (CMG)

Chengdu, Radio Bharata Online - Chengdu, kota di barat daya Tiongkok yang terkenal dengan gaya hidup santai dan kulinernya yang semarak, muncul sebagai pemain kunci dalam budaya kopi Tiongkok.

Kota ini sekarang menjadi rumah bagi pasar kopi independen yang berkembang pesat, dengan minuman kopi yang unik dan wirausahawan yang bersemangat mendorong kreativitas dan apresiasi yang meningkat terhadap cita rasa lokal.

Pasar kopi Tiongkok diproyeksikan akan melampaui 220 miliar yuan (sekitar 492 triliun rupiah) tahun ini. Sementara di Chengdu, perusahaan terkait kopi melonjak menjadi sekitar 9.123 pada tahun 2023, dengan jumlah kafe independen menempati peringkat kedua secara nasional, hanya di belakang Shanghai.

Pertumbuhan ini telah menyoroti peluang signifikan bagi pemilik kafe seperti Wang Zifeng, pemilik kedai kopi bernama "Rebellion Beans".

Kedai Wang berada di Lingkungan Yunlin Chengdu di jantung kota tua Chengdu. Daerah ini secara historis telah menjadi pusat bagi seniman, musisi, penyair, dan arsitek lokal. Sekarang, kota itu berada di garis depan revolusi diam-diam yang memadukan tradisi artistik dengan budaya modern, termasuk kafe-kafe independen semacam itu -- yang dulunya merupakan pasar khusus tetapi kini juga berkembang pesat di area tersebut.

Wang, yang belajar teknik di Irlandia dan bekerja di sana sebagai arsitek, adalah bagian dari lingkaran pertemanan para pengusaha yang tertarik dengan budaya kopi Chengdu yang sedang berkembang pesat.

Meskipun awalnya mendapat penolakan dari orang tuanya, yang tidak mendukung ambisinya sebagai pengusaha, Wang tetap mengejar hasratnya.

"Ayah saya bahkan tidak mengirimi saya pesan selama hampir setengah tahun. Dia tidak mengerti mengapa saya mulai bertingkah setelah berusia 30 tahun. Dan ibu saya berkata, 'Mengapa masa remajamu baru dimulai sekarang?'," ujarnya.

Perjalanannya dimulai di Irlandia, tempat ia menghadiri lokakarya kopi dan diperkenalkan dengan kopi Tiongkok, khususnya dari provinsi barat daya Yunnan, daerah penghasil kopi utama Tiongkok. Pengalaman ini mengilhaminya untuk kembali ke Tiongkok dan membuka toko di Chengdu yang berfokus secara eksklusif pada biji kopi Yunnan.

Wang menggambarkan profil rasa unik kopi Yunnan sebagai banyaknya buah, yang juga menjadi salah satu alasannya memilih biji kopi tersebut.

"Jika saya menggambarkannya sekarang, saya akan mengatakan kopi ini memiliki aroma anggur merah, markisa, buah tropis, dengan aftertaste yang kuat. Namun, saat itu, yang dapat saya pikirkan hanyalah, ya? Mengapa rasanya begitu berbeda?" kata Wang.

Menurut Xu Depeng, seorang produser yang mengerjakan proyek geografi kopi di Chinese National Geography, suasana Chengdu yang nyaman dan santai serta budaya kulinernya merupakan salah satu daya tarik terbesarnya.

"Chengdu, yang dikenal sebagai 'Tanah Kelimpahan' menurut kesan semua orang, terkenal dengan suasananya yang nyaman dan santai serta budaya kulinernya. Jadi, baik penduduk setempat maupun orang-orang yang berkunjung dari tempat lain, makanan dan minuman selalu menjadi pertimbangan utama bagi mereka. Hal ini telah menciptakan peluang luar biasa bagi pasar kopi Chengdu," ungkap Xu.

Cara-cara inovatif untuk membuat kopi terus-menerus memberikan tampilan baru pada industri ini. Misalnya, beberapa kafe menjual biji kopi per gram dan menggunakan ban berjalan untuk menggiling dan menyeduhnya, meniru jalur perakitan pabrik. Yang lain bereksperimen dengan cita rasa yang unik, seperti kopi rasa bawang putih, untuk menarik pelanggan.

Toko Wang, Rebellion Beans, juga telah mengumpulkan basis pelanggan setia yang mendukung misinya untuk mempromosikan kopi Yunnan.

"Mayoritas pasar kopi Tiongkok didominasi oleh merek kopi asing. Namun di dalam negeri, kita memiliki Yunnan, provinsi penghasil biji kopi utama, yang sebagian besar terabaikan. Jadi melihat toko seperti ini sebenarnya cukup menyentuh," tutur Yin Zeming, seorang pelanggan lokal.

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner