Jumat, 26 Februari 2021 4:53:36 WIB
Serangan Udara AS Hantam Milisi Pro-Iran, 17 Pasukan Tewas
Sosial Budaya
Kinar Lestari
Ilustrasi serangan udara. (AP Photo/Khalil Hamra)
Sedikitnya 17 pasukan pro-Iran tewas dalam serangan udara yang diluncurkan Amerika Serikat ke Suriah, Kamis (25/2) malam waktu setempat.http://cnnindonesia.com
Lembaga pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengatakan belasan orang tewas setelah serangan itu menghantam tiga truk yang membawa amunisi.
"Ada banyak korban. Dugaan awal setidaknya 17 pasukan tewas, semua anggota Pasukan Mobilisasi Populer," kata direktur SOHR Rami Abdul Rahman, kepada AFP, merujuk pada koalisi paramiliter Irak pro-Iran, Jumat (26/2).
Serangan tersebut merupakan yang pertama diluncurkan AS sejak Presiden Joe Biden menjabat.
Biden memerintahkan langsung Pentagon untuk meluncurkan serangan.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan serangan itu menghancurkan sejumlah fasilitas di titik kontrol perbatasan yang digunakan oleh kelompok militan yang didukung Iran, termasuk Kata'ib Hezbollah dan Kata'ib Sayyid al-Shuhada.
Menurut dia, serangan ini merupakan respons atas serangan roket yang menghantam pangkalan militer AS di Irak pada 15 Februari lalu.
Kala itu tiga roket menyerang bandara Erbil, Irak, di mana salah satu di antaranya menghantam kompleks militer yang menjadi basis koalisi pasukan AS.
Hujanan roket tersebut merupakan yang pertama menyasar fasilitas diplomatik AS di Irak sejak dua bulan terakhir.
Fasilitas militer dan diplomatik AS dan negara Barat kerap menjadi sasaran puluhan roket dan serangan bom sejak 2019 lalu. Sebagian besar serangan terjadi di Baghdad.
AS dan Irak menyalahkan kelompok bersenjata termasuk faksi pro-Iran Kataeb Hisbullah dan Asaib Ahl al-Haq terhadap serangan-serangan tersebut.
Kedua kelompok itu sangat menentang kehadiran tentara AS dan koalisi asing sejak 2014 itu. Koalisi AS hadir di Irak untuk membantu militer negara itu melawan kelompok ISIS.
Setelah kejatuhan ISIS, koalisi asing telah memulangkan lebih dari 3.500 pasukan, termasuk 2.500 personel AS.
Sumber koalisi menuturkan basis bagi sebagian besar koalisi asing itu berada di kompleks militer bandara Erbil.
Komentar
Berita Lainnya
Impian Ren Zhe menggabungkan budaya melalui karyanya Sosial Budaya
Selasa, 4 Oktober 2022 17:3:36 WIB
TING BAATAR Delegasi yang mengabdikan diri untuk membantu orang Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 17:36:8 WIB
Kanal Besar Menyaksikan Perubahan Hangzhou dari Pusat Industri Menjadi Permata Budaya Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB
Demam Bersepeda Perkotaan Mencerminkan Pembangunan Yang direncanakan, Beralih ke Gaya Hidup Hijau Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB
Bali memperingati Maulid Nabi 1444 H dengan menampilkan Tari Rodat Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB
Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB
Meningkatnya Populasi panda penangkaran global Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB
80 Persen kapas di Petik oleh Mesin Pemanen di Xinjiang Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB
Musik Tradisional di Kota Es Harbin Daya Tarik Wisata Global Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB
Transformasi Bekas Kompleks Industri di Liaoning Menjadi Taman Budaya Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB
Hong Kong Freespace Jazz Fest hadir kembali, menampilkan Jill Vidal, Eugene Pao dan Ted Lo Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB
Perlindungan Digital Pada Situs Gua Berusia 1600 tahun Di Kota Zhangye Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB
Situs Warisan Budaya, Memperkokoh Kepercayaan Bangsa Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 8:21:51 WIB
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
Wang Yaping: Impian Terbesarku adalah Kembali Terbang ke Luar Angkasa Sosial Budaya
Jumat, 4 November 2022 18:6:41 WIB