Senin, 6 Maret 2023 11:17:8 WIB

Komunitas Internasional Harus Tegas Masalah Malvinas
International

masmo/CMG

banner

Radio Bharata Online - Komunitas internasional harus dengan tegas mendukung klaim sah Argentina atas kedaulatan atas Kepulauan Malvinas, kata sebuah komentar kepada China Media Group (CMG) yang dirilis pada hari Jumat.

Menteri Luar Negeri Argentina Santiago Cafiero mengatakan pada hari Kamis bahwa negaranya telah secara resmi memberi tahu Inggris selama KTT Menteri Luar Negeri G20 keputusannya untuk mengakhiri Pakta Foradori-Duncan, yang dicapai pada tahun 2016 mengenai Kepulauan Malvinas (Sering disebut juga "Falkland") yang disengketakan.

Cafiero juga meminta dimulainya kembali negosiasi dengan pihak Inggris mengenai kedaulatan pulau-pulau tersebut sesuai dengan ketentuan Resolusi Majelis Umum PBB (UNGA) 2065.

Ini adalah klaim sah Argentina atas kedaulatan atas Kepulauan Malvinas, yang harus didukung dengan tegas oleh komunitas internasional.

Apa yang disebut Pakta Foradori-Duncan adalah komunike bersama yang ditandatangani oleh Wakil Menteri Luar Negeri Argentina saat itu Carlos Foradori dan Menteri Negara Inggris saat itu untuk Eropa dan Amerika Alan Duncan pada September 2016.

Dalam dokumen tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk menjaga komunikasi yang erat mengenai masalah tersebut dan menghilangkan semua hambatan yang membatasi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan Kepulauan Malvinas.

Komunike tersebut bukanlah kesepakatan yang mengikat dan telah menimbulkan banyak kontroversi di Argentina.

Dalam beberapa tahun terakhir, Argentina telah melakukan upaya terus menerus untuk menyelesaikan sengketa kedaulatan Kepulauan Malvinas dan berulang kali meminta Inggris untuk mematuhi resolusi PBB yang relevan dan kembali ke meja perundingan, tetapi Inggris terus mengatakan tidak.

Pihak Argentina percaya ini berarti Pakta Foradori-Duncan telah kehilangan signifikansi praktisnya dan masalah kedaulatan Kepulauan Malvinas perlu diselesaikan di bawah pedoman dekolonisasi PBB.

Pada April 2022, Cafiero mengingatkan pihak Inggris dalam sebuah artikel di Penjaga bahwa berpura-pura tidak ada perselisihan atau tidak menimbulkan hambatan dalam hubungan bilateral mereka adalah "naif".

Menurut laporan media Argentina, Presiden Argentina Alberto Fernandez telah memutuskan untuk mengakhiri pakta tersebut tahun lalu, dan langkah baru-baru ini merupakan pemberitahuan resmi.

Faktanya, manfaat dari masalah Kepulauan Malvinas sangat jelas. Ini pada dasarnya adalah masalah yang tersisa dari kolonialisme.

  • Pada tahun 1816, Argentina mewarisi kedaulatan atas Kepulauan Malvinas ketika merebut kemerdekaan dari Spanyol.
  • Pada tahun 1833, Inggris merebut pulau-pulau itu dengan paksa.
  • Pada tahun 1965, Majelis Umum PBB mengadopsi Resolusi 2065, termasuk masalah Kepulauan Malvinas dalam proses dekolonialisasi dan mendesak kedua belah pihak untuk menyelesaikan sengketa kedaulatan melalui negosiasi.
  • Pada tahun 1982, perang pecah antara kedua negara karena sengketa kedaulatan, dengan pasukan Inggris mengalahkan pasukan Argentina. Namun, Argentina tidak pernah melepaskan klaim kedaulatannya atas Kepulauan Malvinas, sementara pihak Inggris secara konsisten menolak untuk bernegosiasi.

Alasan utama mengapa pihak Inggris menutup mata terhadap masalah ini adalah keengganannya untuk menyerahkan apa yang diperolehnya melalui pengayaan yang tidak adil.

Kepulauan Malvinas memiliki sumber daya minyak dan gas alam yang kaya dan dianggap sebagai "jembatan" di Atlantik Selatan. Analis percaya bahwa pendudukan Kepulauan Malvinas masih merupakan sarana penting bagi Inggris untuk mempertahankan apa yang disebut "wilayah luar negeri" di Atlantik Selatan dan memastikan keterlibatannya dalam urusan Antartika.

Dalam beberapa tahun terakhir, Inggris terus-menerus melakukan gerakan memutar Kepulauan Malvinas, seperti mengumumkan stasiun permanen pasukan, melakukan latihan militer termasuk peluncuran uji coba rudal, dan mengadakan berbagai kegiatan dalam upaya untuk mendistorsi kognisi sejarah pemuda Amerika Latin, untuk mencapai tujuannya. secara permanen menduduki Kepulauan Malvinas.

Hal ini sangat ditentang oleh masyarakat internasional. Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Negara-negara Amerika dan negara-negara berkembang termasuk Tiongkok telah berulang kali menyatakan dukungan tegas mereka untuk pemulihan kedaulatan Argentina atas Kepulauan Malvinas.

Tahun ini menandai peringatan 190 tahun pendudukan ilegal Inggris di Kepulauan Malvinas. Selama 190 tahun terakhir, persoalan kedaulatan selalu menjadi duri di hati rakyat Argentina. Kini, langkah terbaru Argentina menunjukkan tekadnya yang kuat untuk memulihkan kedaulatan atas pulau-pulau tersebut.

Negara yang dulu dikenal sebagai "kekaisaran di mana matahari tidak pernah terbenam" harus secara aktif menanggapi tuntutan negosiasi Argentina dan mengembalikan Kepulauan Malvinas secepat mungkin, karena era kolonial telah hilang untuk selamanya, dan masalah kedaulatan tidak boleh menjadi duri bagi orang Argentina selamanya.(CMG)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner