Minggu, 18 Desember 2022 10:53:11 WIB

Fenomena Astronomi Solstis, Berbahaya?
Teknologi

AP Wira

Fenomena Solstis atau titik balik Matahari di bulan Desember. Fenomena Solstice (soltis) atau titik balik matahari menjadi salah satu penyebab perbedaan musim di dunia.(SHUTTERSTOCK/Siberian Art)

JAKARTA, Radio Bharata Online - belum lama ini ramai beredar informasi tentang fenomena Solstis pada 22 Desember 2022 sebagai sesuatu yang berbahaya. Namun, ternyata informasi berupa imbauan untuk tidak keluar rumah di hari itu, ternyata adalah kabar bohong.

Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin, fenomena Solstis adalah peristiwa astronomis biasa. Fenomena ini juga disebut sebagai Titik Balik Matahari.

Dikutip dari Edukasi Sains Antariksa. Fenomena Solstis 22 Desember 2022 yang nanti terjadi, adalah peristiwa saat Matahari berada paling utara  Fenomena ini juga disebut sebagai Titik Balik Matahari. Dikutip dari Edukasi Sains Antariksa BRIN, Sabtu (17/12/2022), fenomena Solstis 22 Desember 2022 yang nanti terjadi, adalah peristiwa saat Matahari berada paling utara maupun selatan, yakni ketika mengalami gerakan semu tahunannya yang relatif terhadap ekuator langit.

Solstice atau Solstis merupakan sebuah peristiwa Titik Balik Matahari yang terjadi dua kali selama setahun, yakni terjadi pada bulan Juni dan Desember. Sementara, fenomena Solstis 22 Desember ini adalah saat Kutub Utara dan Belahan Bumi Utara menjauhi Matahari dan Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan condong ke Matahari. Kondisi ini disebut juga dengan fenomena Solstis Desember atau Winter Solstice.

Sedangkan fenomena Solstis 21 Juni, terjadi pada saat Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan cenderung akan menjauhi Matahari. Kondisi ini disebut dengan Solstis Juni atau dikenal juga dengan Summer Solstice.

Tidak seperti apa yang disampaikan dari informasi salah yang beredar ramai di media sosial. Fenomena astronomis ini, menurut Andi, secara umum  berdampak pada gerak semu harian Matahari saat terbit, berkulminasi dan terbenam. Selain itu, dampak fenomena Solstis juga berpengaruh pada intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi.

Meski demikian, dampak fenomena Solstis yang dapat diketahui adalah panjang durasi siang dan panjang durasi malam, serta berdampak pada pergantian musim. Fenomena Solstis 22 Desember 2022, nantinya panjang siang yakni dari Matahari terbit ke Matahari terbenam di Belahan Bumi Selatan, durasinya akan lebih panjang dibandingkan dengan panjang malam (dari Matahari terbenam ke Matahari terbit). Sedangkan Belahan Bumi Utara, durasi siang akan lebih pendek dibandingkan panjang malam.

Jadi, saat fenomena ini terjadi, Belahan Bumi Selatan akan mengalami puncak musim panas. Sedangkan di Belahan Bumi Utara akan mengalami puncak musim dingin.

BRIN

Komentar

Berita Lainnya

Prioritas Agenda Kerja Sama Tiongkok-ASEAN Teknologi

Selasa, 3 November 2020 9:58:24 WIB

banner
CMG Siap Beritakan CIIE ke-3 Teknologi

Rabu, 4 November 2020 1:22:22 WIB

banner
Han Zheng Hadiri Upacara Pembukaan CIIE Ke-3 Teknologi

Jumat, 6 November 2020 1:14:28 WIB

banner
Tiongkok Gelar Harbolnas Terbesar di Dunia Teknologi

Selasa, 10 November 2020 19:55:39 WIB

banner