Rabu, 22 Februari 2023 10:58:41 WIB
Serius, Ancaman Perang Nuklir Kian Nyata
International
Endro
Presiden Rusia, Vladimir Putin (DW)
JAKARTA, Radio Bharata Online - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pembekuan partisipasinya dalam perjanjian New START selama pidatonya di kedua majelis parlemen Rusia, di mana ia juga mengulangi tuduhan bahwa Barat berusaha menghancurkan Rusia.
Pembicara Duma Vyacheslav Volodin dalam sebuah pernyataan menyebutkan, Putin mengajukan rancangan undang-undang tentang penangguhan ke Duma, majelis rendah parlemen, yang akan mempertimbangkannya pada hari Rabu dan mengambil keputusan segera. Draf itu kemudian akan dikirim ke majelis tinggi Dewan Federasi.
Grigory Karasin, yang mengepalai komite internasional Dewan, mengatakan kepada kantor berita RIA bahwa badan tersebut mungkin juga akan mempertimbangkan undang-undang tersebut pada Rabu (22/2/2023).
Di bawah perjanjian itu, yang ditandatangani pada 2010 dan diperpanjang hingga 2026, Moskow dan Washington berkomitmen untuk mengerahkan tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis, dan maksimal 700 rudal jarak jauh dan pembom.
Namun, Rusia akan terus mengamati batasan jumlah hulu ledak nuklir yang dapat digunakannya di bawah perjanjian New START, meskipun ada keputusan untuk menangguhkan partisipasi dalam perjanjian tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Moskow mengatakan, untuk mempertahankan tingkat prediktabilitas dan stabilitas yang memadai di bidang rudal nuklir, Rusia bermaksud untuk mematuhi pendekatan yang bertanggung jawab, dan akan terus mengamati secara ketat pembatasan kuantitatif yang diatur oleh perjanjian New START dalam siklus hidup perjanjian tersebut.
Rusia juga menyatakan akan terus memberi tahu Amerika Serikat, tentang peluncuran uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) yang sudah direncanakan.
Adapun Amerika Serikat, NATO, serta kekuatan nuklir lainnya yakni Inggris dan Prancis, mengkritik keputusan Putin, yang ia umumkan hampir setahun setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam pernyataannya, Moskow menyalahkan Amerika Serikat atas keputusan Rusia untuk menangguhkan perjanjian tersebut, menuduh Washington tidak mematuhi ketentuannya dan mencoba merusak keamanan nasional Rusia.
Moskow mengatakan, realitas geopolitik mendasar yang mendasari penandatanganan perjanjian itu telah berubah. Dikatakan ketentuan itu telah menjadi sepihak, menguntungkan Amerika Serikat, dan Washington telah menemukan cara untuk melanggar batas pusatnya pada jumlah hulu ledak nuklir yang dapat dikerahkan.
Inspeksi persenjataan nuklir yang diizinkan di bawah News START, ditangguhkan pada Maret 2020 karena pandemi Covid-19. Rusia juga membatalkan pembicaraan November lalu tentang dimulainya kembali saling inspeksi.
Moskow mengatakan tidak menentang untuk melanjutkan partisipasi, seandainya kebijakan Amerika Serikat terhadap Rusia juga berubah.
Putin menekankan dalam pidatonya bahwa Rusia hanya menangguhkan, bukan menghentikan keikutsertaannya dalam perjanjian itu.
Perlu diketahui, Rusia dan Amerika Serikat bersama-sama memegang 90% hulu ledak nuklir dunia. (CNBC Indonesia)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB