Sabtu, 19 Agustus 2023 10:11:55 WIB

Hubungan Bilateral Meningkat, Tiongkok melanjutkan impor daging sapi dari Afrika Selatan
Ekonomi

Endro

banner

Produk daging sapi dijual di supermarket lokal di Beijing pada Januari 2023. Foto: Yin Yeping/GT

BEIJING, Radio Bharata Online - Otoritas pabean dan pertanian Tiongkok pada hari Kamis memutuskan untuk melanjutkan impor daging sapi dari beberapa daerah di Afrika Selatan, yang bebas penyakit mulut dan kuku.

Keputusan tersebut menyusul kerja sama yang erat antara otoritas kedua negara, untuk mengatasi masalah kesehatan ternak. Demikian pernyataan yang dipublikasikan di situs web Administrasi Umum Bea Cukai Tiongkok (GAC) pada hari Jumat.

Keputusan itu diumumkan hanya berselang beberapa hari sebelum pertemuan para pemimpin tertinggi kedua negara minggu depan di Johannesburg.

Hubungan bilateral Tiongkok-Afsel yang terus meningkat, akan membantu lebih meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara.

Sebelumnya, impor daging sapi Afrika Selatan dan produk terkait lainnya sempat dihentikan, setelah muncul wabah penyakit kaki dan mulut di Afrika Selatan. Sejak itu Afrika Selatan aktif melakukan berbagai tindakan pencegahan epidemi, dimana  departemen pengawasan kedua negara telah bekerja sama dengan erat.

Setelah penilaian ilmiah dan konsultasi teknis, Tiongkok mengakui sistem anti-epidemi Afrika Selatan sudah sesuai dengan hukum, dan secara resmi mencabut larangan tersebut.

Langkah ini akan membawa lebih banyak pilihan daging ke meja konsumen Tiongkok, dan memberikan peluang besar bagi eksportir daging sapi Afrika Selatan di Tiongkok, salah satu pasar terbesar dan paling cepat berkembang di dunia.  

Menurut GAC, pada tahun 2022 saja, Tiongkok mengimpor daging sapi senilai USD17,76 miliar, naik 42,19 persen tahun-ke-tahun.

Pergerakan itu juga dilakukan di tengah booming hubungan perdagangan dan ekonomi antara Tiongkok dan Afrika Selatan, yang diperkirakan akan meningkat lebih jauh, dengan kunjungan kenegaraan pemimpin tertinggi Tiongkok ke Afrika Selatan minggu depan. (Global Times)

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner