Kamis, 2 Februari 2023 16:29:59 WIB

Guru dan pegawai negeri di Inggris bergabung dalam aksi mogok massal pada 'Walkout Wednesday'
International

Endro

banner

Para guru bergabung dalam aksi mogok mengajar di Luton, Inggris, 1 Februari 2023. REUTERS/Peter Cziborra

LONDON, Radio Bharata Online - Lebih dari setengah juta guru, pegawai negeri sipil, dan masinis kereta api di Inggris melakukan aksi mogok kerja, dalam aksi mogok kerja terkoordinasi terbesar dalam satu dekade terakhir, pada hari Rabu (1/2).  Serikat pekerja mengancam akan ada lebih banyak lagi gangguan ketika pemerintah tidak memenuhi tuntutan mereka.

Aksi mogok massal di seluruh negeri ini menutup sekolah-sekolah, menghentikan sebagian besar layanan kereta api, dan memaksa militer bersiaga untuk membantu pemeriksaan perbatasan pada hari yang dijuluki "Walkout Wednesday".

Menurut serikat pekerja, sebanyak 300.000 guru ikut serta, merupakan kelompok terbesar yang terlibat, sebagai bagian dari aksi yang lebih luas oleh 500.000 orang,  jumlah tertinggi sejak 2011, ketika para pegawai negeri melakukan aksi mogok kerja secara massal.

Perdana Menteri Rishi Sunak mengutuk aksi mogok kerja yang memaksa jutaan anak tidak masuk sekolah.

Sunak mengatakan, bahwa pendidikan anak-anak sangat berharga, dan mereka berhak untuk berada di sekolah hari ini untuk belajar.

Pemerintahnya telah mengambil garis keras terhadap serikat pekerja, dengan alasan bahwa menyerah pada tuntutan kenaikan upah yang besar, akan semakin memicu masalah inflasi di Inggris.

Puluhan ribu pekerja pendidikan berbaris di pusat kota London dengan membawa plakat bertuliskan "Anak-anak Berhak mendapatkan yang lebih baik" dan "Selamatkan Sekolah Kami ".

Serikat PCS, yang mewakili sekitar 100.000 pegawai negeri yang mogok kerja dari lebih dari 120 departemen pemerintah, memperingatkan akan adanya pemogokan yang terkoordinasi lebih lanjut.

Sekretaris jenderal PCS, Mark Serwotka, kepada Reuters mengatakan, “jika pemerintah tidak melakukan sesuatu, saya pikir kita akan melihat lebih banyak hari seperti hari ini dengan semakin banyak serikat pekerja yang bergabung."

 

 

Dengan inflasi yang mencapai lebih dari 10% - level tertinggi dalam empat dekade - Inggris telah mengalami gelombang pemogokan dalam beberapa bulan terakhir di seluruh sektor publik dan swasta, termasuk pekerja kesehatan dan transportasi, karyawan gudang Amazon, dan staf pos Royal Mail.

Minggu depan, para perawat, staf ambulans, paramedis, penangan panggilan darurat, dan petugas kesehatan lainnya akan melakukan lebih banyak aksi mogok kerja, sementara para petugas pemadam kebakaran minggu ini juga mendukung aksi mogok kerja secara nasional.

Para pemogok menuntut kenaikan gaji di atas inflasi untuk menutupi kenaikan harga makanan dan energi, yang menurut mereka telah membuat mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Mary Bousted, Sekretaris Jenderal Serikat Pendidikan Nasional, mengatakan kepada Reuters bahwa para guru di serikatnya merasa mereka tidak punya pilihan selain mogok kerja, karena penurunan gaji, berarti banyak guru yang meninggalkan profesinya, sehingga menyulitkan mereka yang masih bertahan. (Reuters)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner