Rabu, 29 Maret 2023 13:45:25 WIB
Tahun 2022 Jadi Saksi Kemunduran Hak Asasi Manusia di AS
International
Eko Satrio Wibowo
Grafik tentang gambaran kondisi demokrasi di AS (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Sebuah laporan tentang pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Amerika Serikat yang dikeluarkan oleh Tiongkok pada hari Selasa (28/3) menyatakan bahwa tahun 2022 menjadi saksi kemunduran penting kualitas HAM di Negeri Paman Sam.
Laporan berjudul "Catatan tentang Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat pada tahun 2022" dirilis oleh Kantor Informasi Dewan Negara tersebut didasarkan pada penelitian, data yang diterbitkan, dan laporan media tentang catatan hak asasi manusia di AS.
Laporan tersebut mencatat bahwa penyakit kronis, seperti politik uang, diskriminasi rasial, kekerasan senjata dan polisi, serta polarisasi kekayaan, merajalela di AS, negara yang menyebut dirinya sebagai "pembela hak asasi manusia".
Laporan itu juga menambahkan bahwa undang-undang dan keadilan hak asasi manusia telah mengalami kemunduran yang ekstrim, semakin merusak hak-hak dasar dan kebebasan rakyat Amerika.
Sumbangan politik telah menjadikan pemilihan umum Amerika sebagai permainan bagi orang kaya, perebutan politik dua partai telah berubah menjadi politik yang terpolarisasi, dan demokrasi Amerika kehilangan landasannya dalam dukungan publik, kata laporan tersebut.
Menurut analisis yang diterbitkan oleh OpenSecrets, total biaya pemilihan paruh waktu negara bagian dan federal tahun 2022 hampir mencapai 17 miliar dolar AS, pemilihan termahal dalam sejarah.
Hak-hak sipil tidak dapat dijamin dengan tepat di AS karena kekerasan senjata yang melonjak, meningkatnya diskriminasi dan ketidaksetaraan rasial, dan kemunduran bersejarah dalam hak-hak perempuan dan anak-anak, menurut laporan itu.
Keputusan Mahkamah Agung AS dalam kasus Bruen pada tahun 2022 menjadi tonggak kemunduran dalam bidang pengendalian senjata di AS. Hampir separuh negara bagian AS telah melonggarkan pembatasan senjata.
Pada tahun 2022, AS memimpin dunia dalam kepemilikan senjata, pembunuhan senjata, dan penembakan massal. Itu adalah tahun ketiga berturut-turut dalam catatan bahwa AS mengalami lebih dari 600 penembakan massal.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB