Sabtu, 10 Desember 2022 10:40:4 WIB
PBB Desak Pemerintah Asia Tenggara Selamatkan Rohingya yang Terlantar
International
Endro
Rohingya terus mempertaruhkan perjalanan berbahaya melintasi Laut Andaman dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik di Malaysia atau Indonesia [File: Aditya Setiawan via Reuters]
JAKARTA, Radio Bharata Online - Badan Pengungsi PBB telah mendesak negara-negara di Asia Tenggara untuk menyelamatkan sekitar 200 pengungsi Rohingya, yang kapalnya tidak layak berlayar dan dilaporkan hanyut di Laut Andaman.
Badan PBB Urusan Penngungsi (UNCHR) dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis mengatakan, PBB telah menerima laporan bahwa Rohingya telah terdampar di sebuah kapal, di lepas pantai Thailand sejak mesinnya rusak pada 1 Desember lalu.
UNHCR menyebutkan, mereka yang berada di kapal tidak memiliki makanan dan air selama berhari-hari, dan menderita dehidrasi parah. Pernyataan tersebut menambahkan, ada informasi yang belum diverifikasi bahwa beberapa pengungsi telah meninggal.
Dikatakan, jika orang-orang itu tidak diselamatkan dan diturunkan ke tempat yang aman, ada risiko kematian tambahan yang signifikan dalam beberapa hari mendatang.
UNHCR melaporkan, bahwa sejak awal bulan ini telah terjadi peningkatan dramatis pengungsi Rohingya, yang melakukan perjalanan penuh risiko dengan perahu, dari Myanmar dan Bangladesh ke Asia Tenggara. Mereka terpaksa mengungsi, untuk menghindari penganiayaan di rumah mereka di Myanmar yang dikelola militer, dan kondisi buruk di kamp-kamp pengungsi Bangladesh.
Peneliti Asia Rachel Chhoa-Howard dari Amnesty International's Southeast dalam sebuah pernyataan mengatakan, hukum humaniter internasional mewajibkan penyelamatan orang-orang di laut ketika mereka dalam kesulitan, dan mengirim mereka ke tempat yang aman. Tindakan cepat diperlukan untuk melindungi kehidupan.
Menurut Rachel, penundaan lebih lanjut, atau upaya apa pun untuk mengirim Rohingya kembali ke Myanmar di mana mereka menghadapi penganiayaan, adalah tidak masuk akal.
Menurut data UNHCR, sejak Januari hingga Desember 2022, sekitar 1.920 orang etnis Rohingya, melakukan perjalanan melalui laut. Sekitar 119 orang dilaporkan tewas atau hilang dalam perjalanan tersebut. (Al Jazeera)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB