Rabu, 17 Mei 2023 10:18:10 WIB

Ada Dugaan BSI Diserang Ransomware Lockbit
Teknologi

Liputan6 - AP Wira

banner

Ransomeware Lockbit mengumumkan data-data BSI tersebut diungkap ke darkweb setelah tuntutan mereka tidak dipenuhi oleh BSI

JAKARTA, Radio Bharata Online  - Aksi peretasan dengan menggunakan ransomeware Lockbit  ke Bank Syariah Indonesia (BSI) memasuki babak baru. Kelompok pelaku yang mengaku bertanggung jawab telah memutuskan menyebar data nasabah dan karyawan BSI yang sebelumnya mereka sandera.

Kelompok tersebut mengumumkan data-data BSI tersebut diungkap ke darkweb setelah tuntutan mereka tidak dipenuhi oleh BSI. Menanggapi tindakan ini, pakar keamanan siber Pratama Persadha menuturkan, hal itu tentu berdampak pada privasi nasabah karena dapat dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab untuk mengirimkan penawaran dan melakukan penipuan.

Oleh sebab itu, Pratama Persadha menyarankan nasabah untuk mengganti semua kredensial yang mereka miliki, terutama password mobile banking, pin ATM, serta data pribadi lainnya. Saat ini, Pratama bersama tim CISSReC mengaku juga tengah mencoba melakukan analisa terkait data BSI yang telah dibocorkan oleh kelompok hacker Lockbit tersebut.

Namun dari dugaan awal berdasarkan screenshot yang dibagikan kelompok tersebut, Pratama menyebut file tersebut bukan berasal dari core server BSI, melainkan data yang disimpan dalam PC atau laptop milik karyawan BSI. Dugaan itu juga didukung oleh screenshot yang menyatakan kelompok tersebut berhasil meretas komputer salah satu staf BSI.

Kendati demikian, menurut Pratama, nasabah BSI tetap perlu melakukan sejumlah hal. Salah satunya adalah secara berkala melakukan pengecekan riwayat transaksi untuk memastikan tidak ada transaksi mencurigakan.

Pratama menuturkan, "Segera update OS dan aplikasi M Banking, periksa ulang sistem keamanan di HP dan komputer. Berhati-hati terhadap serangan phishing atau penipuan mengatasnamakan BSI," 

Ia juga menyarankan nasabah mengaktifkan notifikasi dari BSI untuk mendapatkan informasi terbaru, serta tetap mencari informasi benar dan valid tentang insiden ini. Dengan demikian, nasabah tidak mudah terprovokasi dan membuat pikiran tidak tenang.

Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSRec ini menuturkan, apabila nasabah merasa ada perbedaan saldo, mereka dapat langsung menghubungi customer service dengan membawa bukti transaksi. Ia pun mengatakan, nasabah tidak perlu melakukan penarikan total dana yang dimiliki termasuk menutup rekening mereka di BSI, karena belum tentu bank lain tidak menjadi sasaran serangan siber.

Terlebih, penarikan dana secara total dan besar-besaran dapat mengakibat rush yang bisa menganggu kestabilan ekonomi. Di samping itu, menurutnya, BSI telah menyatakan dana nasabah yang disimpan BSI akan aman.

Liputan6

Komentar

Berita Lainnya

Prioritas Agenda Kerja Sama Tiongkok-ASEAN Teknologi

Selasa, 3 November 2020 9:58:24 WIB

banner
CMG Siap Beritakan CIIE ke-3 Teknologi

Rabu, 4 November 2020 1:22:22 WIB

banner
Han Zheng Hadiri Upacara Pembukaan CIIE Ke-3 Teknologi

Jumat, 6 November 2020 1:14:28 WIB

banner
Tiongkok Gelar Harbolnas Terbesar di Dunia Teknologi

Selasa, 10 November 2020 19:55:39 WIB

banner