Sabtu, 13 Februari 2021 10:38:56 WIB

Demonstran Myanmar Bentuk Kelompok Cegah Penangkapan Aktivis Antikudeta
Sosial Budaya

Angga Mardiansyah

banner

Demonstran Myanmar mendesak pembebasan pemimpin mereka, Aung San Suu Kyi, yang ditahan militer sejak kudeta pada 1 Februari (AFP/STR

Demonstran yang menentang pemerintah junta militer Myanmar semakin meningkatkan aksinya dengan membentuk kelompok-kelompok pengawas untuk mencegah penangkapan para aktivis antikudeta. Kelompok pengawas ini terbentuk di beberapa wilayah berbeda.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (13/2/2021), sejak menahan pemimpin de-facto Aung San Suu Kyi dan jajaran pemerintahannya, militer Myanmar meningkatkan aktivitas penangkapan para pegawai negeri, dokter dan orang-orang yang bergabung dalam unjuk rasa menentang kudeta militer.

Sekelompok demonstran melanggar jam malam untuk melakukan aksi di jalanan saat malam hari. Mereka melakukan aksi ini setelah muncul rumor bahwa polisi bersiap melakukan gelombang penangkapan baru.

Salah satu kelompok mendatangi sebuah rumah sakit di kota Pathein setelah ada rumor bahwa seorang dokter terkenal setempat akan ditangkap. Dalam aksinya, demonstran melantunkan doa Buddha untuk meminta perlindungan dari bahaya.

"Jika ada masalah, saya akan meminta bantuan Anda," ucap dokter Than Min Htut kepada kelompok yang datang untuk membantunya. Sang dokter memberikan salam hormat tiga jari yang melambangkan perlawanan terhadap kudeta.

Berbicara kepada AFP pada Sabtu (13/2) waktu setempat, dokter Than mengonfirmasi dirinya masih bebas dana akan terus berpartisipasi dalam gerakan pembangkangan sipil yang menentang kekuasaan militer.

Sementara itu, orang-orang di Yangon menghindari larangan junta militer di Facebook demi membentuk kelompok pengawas yang memperingatkan soal rumor penangkapan.

Mereka mengisyaratkan seruan untuk berkumpul di luar rumah sambil memukul panci dan wajan -- fenomena malam yang terjadi setelah kudeta yang secara tradisional dikaitkan dengan mengusir kejahatan.

"Kami tidak tahu siapa yang akan ditangkap, tapi ketika kami mendengar suara itu, kami akan keluar bergabung dengan tetangga kami," ucap seorang penjaga toko di Yangon, Tin Zar. "Bahkan jika mereka menembak, kami tidak takut," imbuhnya kepada AFP.

Menurut kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, lebih dari 320 orang ditangkap di Myanmar sejak kudeta pada 1 Februari lalu.

Ratusan ribu warga Myanmar ikut dalam unjuk rasa besar-besaran secara nasional yang kebanyakan digelar secara damai, meskipun otoritas Myanmar menggunakan gas air mata, meriam air dan peluru karet untuk membubarkan para demonstran.

Sedikitnya dua orang terkena tembakan polisi dan kini kritis di Naypyitaw. Salah satu yang ditembak adalah seorang wanita berusia 20 tahun yang kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan telah menjadi simbol perlawanan terhadap junta militer.detiknews

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner