Rabu, 15 Februari 2023 11:58:30 WIB

Hati-Hati! 'Hukuman Mati' Mengancam Beberapa Negara
International

Endro

banner

Sukarman berjalan di jalan setapak yang tergenang air di luar rumahnya di Timbulsloko, Jawa Tengah, Indonesia, 30 Juli 2022. (AP Photo/Dita Alangkara, File)

Radio Bharata Online - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Selasa (14/2) memperingatkan, bahwa permukaan air laut akan naik secara signifikan bahkan jika pemanasan global "secara ajaib" dibatasi hingga 1,5 derajat Celcius, dan mengatakan bahwa Bumi kemungkinan besar berada di jalur menuju pemanasan, yang merupakan "hukuman mati" bagi negara-negara yang rentan.

Pada pembukaan pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang kenaikan permukaan laut, Guteres mengatakan, setiap sepersekian derajat sangat berarti, karena kenaikan permukaan air laut dapat berlipat ganda jika suhu naik 2 derajat Celcius, dan meningkat secara eksponensial dengan kenaikan suhu lebih lanjut.

Dalam skenario apapun, negara-negara seperti Bangladesh, Tiongkok, India dan Belanda semuanya beresiko, dan kota-kota besar di setiap benua akan menghadapi dampak yang serius, termasuk Kairo, Lagos, Maputo, Bangkok, Dhaka, Jakarta, Mumbai, Shanghai, Kopenhagen, London, Los Angeles, New York, Buenos Aires, dan Santiago.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada hari Selasa merilis angka-angka yang dikutip oleh Guterres, yang mengatakan bahwa permukaan laut rata-rata global akan naik sekitar 2,5 meter hingga 3 meter selama 2.000 tahun ke depan, jika pemanasan dibatasi hingga 1,5 derajat Celcius. Dengan kenaikan 2 derajat Celcius, permukaan air laut dapat naik hingga 6 meter, dan dengan kenaikan 5 derajat Celcius, permukaan air laut dapat naik hingga 22 meter.

Guteres mengatakan, dunia meluncur melewati batas pemanasan 1,5 derajat celcius, yang dibutuhkan untuk masa depan yang layak huni.  Dan dengan kebijakan saat ini, meluncur ke arah 2,8 derajat, berarti hukuman mati bagi negara-negara yang rentan.

Guterres mengatakan bahwa bahaya ini sangat akut bagi hampir 900 juta orang yang tinggal di daerah pesisir di dataran rendah, atau satu dari setiap 10 orang di seluruh dunia.

Menurut Guterres, masyarakat di dataran rendah dan seluruh negara bisa lenyap, dunia akan menyaksikan eksodus massal seluruh populasi dalam skala yang sangat besar, dan persaingan akan semakin ketat untuk mendapatkan air tawar, tanah, dan sumber daya lainnya.

Pada bulan Oktober, ia memperingatkan bahwa dunia berada dalam "perjuangan hidup atau mati" untuk bertahan, karena "kekacauan iklim semakin mendekat" dan menuduh 20 negara terkaya di dunia tidak melakukan cukup banyak hal untuk menghentikan planet ini dari kepanasan. (Channelnewsasia)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner