Senin, 5 Desember 2022 11:20:37 WIB

Pengamat : Pengebom Siluman B-21 AS yang Baru Diluncurkan Meningkatkan Tantangan Baru Bagi Pertahanan Tiongkok
Teknologi

Endro - Radio Bharata Online

banner

Pengembom siluman B-21 Raider diluncurkan di Northrop Grumman pada 2 Desember 2022, di Palmdale, California, AS. Ini adalah pesawat bomber Amerika baru pertama, setelah lebih dari 30 tahun. Foto: VCG

BEIJING, Radio Bharata Online - Dunia akhirnya melihat sekilas penampakan siluman B-21, pembom baru pertama AS dalam lebih dari 30 tahun, setelah melakukan debut profil tinggi dalam sebuah upacara pada hari Jumat (02/12).

Menurut seorang analis militer Tiongkok, B-21 tidak seperti pendahulunya yang kuat tetapi sangat mahal.  Pengebom siluman baru ini dapat diproduksi secara massal, dan lebih pragmatis dalam kompetisi kekuatan besar, sehingga memunculkan tantangan baru bagi pertahanan nasional Tiongkok, yang juga mengembangkan pengebom generasi berikutnya sendiri.

Bertempat di Plant 42 Angkatan Udara AS di Palmdale, California pada hari Jumat, untuk pertama kalinya nampak B-21 ditarik keluar dari hanggar.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada acara peluncuran tersebut mengatakan, bahwa bomber yang dikembangkan selama tujuh tahun, memiliki jangkauan yang jauh, dan dengan fitur siluman, berarti sistem pertahanan udara yang canggih sekalipun akan kesulitan untuk mendeteksinya.

Menurut Austin, B-21 lebih mudah dalam perawatan, dan dibekali kemampuan mengirimkan amunisi konvensional dan juga nuklir.  B-21 dibangun dengan arsitektur sistem terbuka, yang membuatnya sangat mudah beradaptasi, dan juga dapat melakukan misi intelijen dan manajemen pertempuran.

Zhang Xuefeng, seorang ahli militer Tiongkok, mengatakan kepada Global Times pada hari Minggu, bahwa dilihat dari penampilannya, B-21 Raider masih menggunakan desain sayap terbang seperti B-2 Spirit, tetapi memiliki beberapa perubahan detail, yang secara signifikan akan meningkatkan kemampuan siluman, termasuk mengurangi penampang radar, dan menghindar dari lebih banyak pita gelombang radio.

Dengan siluman yang ditingkatkan, B-21 akan menerima kemampuan yang lebih kuat dalam menerobos pertahanan musuh, yang memungkinkan untuk menjatuhkan amunisi dalam jumlah besar langsung di atas target. Ini lebih murah daripada menggunakan pesawat non-siluman, yang meluncurkan rudal dari jarak jauh yang mahal.

Pakar militer Tiongkok lainnya yang meminta anonimitas mengatakan kepada Global Times pada hari Minggu, bahwa salah satu alasan utama mengapa B-21 dikembangkan, adalah karena B-2 terlalu mahal untuk dibangun dan dirawat.

B-21 memiliki dimensi lebih kecil dan lebih ringan dari B-2, dan hanya menggunakan dua mesin, bukan empat.  Ini memang memperpendek jelajah dan kapasitas muatan, tetapi sebagai imbalannya menjadi lebih hemat biaya.  Menurut anonim, Angkatan Udara AS berencana untuk membeli sekitar 100 unit B-21 Raider.  Sementara pengebom B-2, AS hanya memesan 20 unit.

AP melaporkan pada Sabtu (03/12), B-21 adalah bagian dari upaya Pentagon untuk memodernisasi triad nuklirnya, yang mencakup rudal balistik yang diluncurkan dari silo, dan hulu ledak yang diluncurkan dari kapal selam. Ini karena target AS sudah beralih, dari kampanye kontra terorisme dalam beberapa dekade terakhir, berganti untuk menghadapi modernisasi militer Tiongkok yang berkembang pesat.

Armada besar B-21 akan menimbulkan tantangan baru bagi pertahanan udara Tiongkok, karena mereka dapat meluncurkan serangan diam-diam dari lebih banyak arah, memanfaatkan kemampuan siluman mereka: tidak hanya dari Pasifik Barat, tetapi juga dari Laut Tiongkok Selatan, dan bahkan wilayah udara teritorial negara-negara Asia Tenggara dan Selatan, serta negara-negara di Timur Tengah. Demikian kata pakar Tiongkok.

Pakar itu mengingatkan, dalam serangan diam-diam, pengebom AS dapat menargetkan pusat komando, pangkalan, lapangan terbang, dan fasilitas rudal Tiongkok.

Menurut Zhang Xuefeng, untuk menghadapi B-21, Tiongkok dapat menyerang lapangan udara tempat bomber  AS bermarkas dengan bombernya sendiri, dan Tiongkok memiliki kemampuan dan teknologi untuk membangun pengebom serupa dengan B-21.

Tiongkok telah berulang kali mengisyaratkan pengembangan pengebom generasi berikutnya,yang menurut laporan dinamai H-20, yang diharapkan juga memiliki desain aerodinamis sayap terbang seperti B-2 dan B-21.

Menurut laporan AP, B-21 akan melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 2023. Namun, mengingat penundaan serta kenaikan biaya pada pesawat B-2, F-22 dan F-35, maka masa depan B-21 mungkin tidak berjalan semulus yang direncanakan. (GT)

Komentar

Berita Lainnya

Prioritas Agenda Kerja Sama Tiongkok-ASEAN Teknologi

Selasa, 3 November 2020 9:58:24 WIB

banner
CMG Siap Beritakan CIIE ke-3 Teknologi

Rabu, 4 November 2020 1:22:22 WIB

banner
Han Zheng Hadiri Upacara Pembukaan CIIE Ke-3 Teknologi

Jumat, 6 November 2020 1:14:28 WIB

banner
Tiongkok Gelar Harbolnas Terbesar di Dunia Teknologi

Selasa, 10 November 2020 19:55:39 WIB

banner