Beijing, Radio Bharata Online - Forum Xiangshan Beijing merupakan platform penting bagi para perwira dan peneliti militer global untuk bertukar pikiran tentang upaya menjaga perdamaian dunia, ungkap sejumlah peserta acara yang berlangsung pada hari Rabu (17/9) di Beijing tersebut.
Forum Xiangshan Beijing ke-12 diselenggarakan di Pusat Konvensi Internasional Beijing dari Rabu (17/9) hingga Jumat (19/9) dengan tema "Meneguhkan Ketertiban Internasional dan Mempromosikan Pembangunan yang Damai".
Dalam sebuah seminar pada Rabu (17/9) sore, para perwira dan cendekiawan muda dari berbagai negara, termasuk Tiongkok, AS, Singapura, Malaysia, dan Pakistan, bertukar perspektif tentang kenangan masa perang dan perdamaian kontemporer.
"Para perwira dan cendekiawan muda adalah harapan dunia dan tulang punggung masa depan dalam menjaga perdamaian. Forum ini memberi kita kesempatan untuk terlibat dalam pertukaran mendalam, mengambil pelajaran dari perang-perang bersejarah, dan merenungkan cara menjaga perdamaian dan pembangunan dunia," ujar Tong Zhen, Peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Militer Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok.
Para peserta forum juga berdialog tentang pengembangan dan tata kelola teknologi Kecerdasan Buatan (AI). Mereka menyerukan pembentukan kerangka kerja sama multilateral untuk bersama-sama menanggapi peluang dan tantangan yang dihadirkan oleh teknologi baru.
Acara hari Rabu (17/9) juga mencakup perayaan ulang tahun ke-35 partisipasi Tiongkok dalam operasi penjaga perdamaian PBB.
Pada tahun 1990, Tiongkok pertama kali berpartisipasi dalam operasi penjaga perdamaian PBB dengan mengirimkan lima pengamat militer ke Mesir dan Suriah untuk misi yang diselenggarakan oleh Organisasi Pengawas Gencatan Senjata PBB.
Sejak saat itu, Tiongkok telah mengirimkan lebih dari 50.000 personel untuk berpartisipasi dalam operasi penjaga perdamaian PBB di lebih dari 20 negara dan wilayah, termasuk Republik Demokratik Kongo, Lebanon, dan Sudan Selatan.
"Saya pikir ini adalah tonggak yang sangat penting. Saya pikir suara perdamaian benar-benar merupakan representasi konkret dari sebuah negara yang benar-benar berpartisipasi dalam pembangunan dan pemeliharaan perdamaian. Saya pikir ini adalah sesuatu yang diajukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahap yang sangat awal dan saya pikir ini adalah peringatan yang sangat penting," ujar Jean Christophe Iseux von Pfetten, Ketua Institut Studi Strategis Timur-Barat di Inggris.