Jumat, 14 Februari 2025 11:38:46 WIB

Asosiasi Besi dan Baja Tiongkok: Kenaikan Tarif AS atas Impor Baja merupakan Tindakan Proteksionisme
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Zhang Longqiang, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Besi dan Baja Tiongkok (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Keputusan terbaru pemerintah AS untuk menaikkan tarif impor baja dan aluminium sebesar 25 persen merupakan tindakan proteksionisme perdagangan, kata seorang pejabat Asosiasi Besi dan Baja Tiongkok atau China Iron and Steel Association (CISA).

Menurut CISA, ekspor baja Tiongkok ke AS relatif kecil, dengan hanya 890.600 ton baja, atau hanya 0,8 persen dari total ekspor baja Tiongkok, yang diekspor ke AS pada tahun 2024. Meskipun dampak langsung pada ekspor baja Tiongkok mungkin terbatas, ada kekhawatiran tentang dampak jangka panjang. Ada risiko bahwa negara lain mungkin mengikuti AS, yang berpotensi mengurangi daya saing ekspor baja Tiongkok, kata Zhang Longqiang, Wakil Sekretaris Jenderal asosiasi tersebut.

"Kami dengan tegas menentang kenaikan tarif. Kami yakin tindakan ini tidak kondusif bagi perdagangan yang sehat atau adil dan persaingan pasar. Pada dasarnya, ini merupakan bentuk proteksionisme perdagangan. Kenaikan tarif tidak akan melindungi industri baja domestik. Sebaliknya, hal itu dapat melindungi inefisiensi. Dalam jangka menengah hingga panjang, kenaikan tarif tersebut akan berdampak buruk pada rantai industri dan pasokan industri baja global, termasuk Tiongkok," ujar Zhang.

Saat ini, industri baja Tiongkok berfokus pada produk baja hijau dan kelas atas, yang telah menjadi pendorong pertumbuhan baru industri tersebut. Dalam menghadapi tarif tambahan AS, CISA mengatakan industri perlu secara proaktif beradaptasi terhadap perubahan dan mempercepat transformasi serta peningkatannya.

"Industri dan departemen terkait telah melakukan penelitian tentang potongan pajak ekspor untuk produk baja rendah karbon kelas atas dan hijau. Kita harus lebih memperdalam studi kebijakan ini dan secara aktif menanggapinya. Selain itu, kita perlu mempercepat penerapan langkah-langkah ini," kata Zhang.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner