Sabtu, 1 April 2023 9:58:27 WIB

 Para Ilmuwan Buktikan Tumbuhan Dapat Berbicara 
Teknologi

AP Wira

banner

Tumbuhan mengeluarkan suara saat mereka dalam kesusahan yang tidak dapat dideteksi oleh telinga manusia. (ABC Sunshine Coast: Annie Gaffney)

JAKARTA, Radio Bharata Online   - Tumbuhan seringkali dianggap sebagai benda mati yang tidak dapat berbicara. Namun faktanya tumbuhan dapat mengeluarkan dan mendengarkan suara sehingga dapat merespon rangsangan yang diberikan oleh manusia. Tumbuhan mengembangkan respon biokimia yang kompleks dan kemampuan untuk secara dinamis mengubah pertumbuhannya sebagai respon sinyal lingkungan termasuk cahaya, gravitasi, suhu, sentuhan dan bahan kimia yang diproduksi oleh organisme sekitarnya.

Sinyal-sinyal yang ditangkap oleh tumbuhan dapat membantu memaksimalkan pertumbuhan dan keberhasilan reproduksi, mempersiapkan dan melawan stress, dan membentuk hubungan yang saling menguntungkan dengan organisme lain seperti jamur dan bakteri.

Pada tahun 2019 silam , para peneliti menunjukan dengungan lebah dapat menyebabkan tanaman menghasilkan nektar yang lebih manis. Dilansir melalui abc.net sebuah tim yang dipimpin oleh Lilach Hadany juga melakukan penelitian nektar lebah. Mereka telah merekam suara udara yang dihasilkan oleh tanaman tomat dan tembakau, dan lima spesies lainnya seperti selentingan, jelatang henbit, kaktus bantalan, jagung dan gandum.

Suara-suara yang dihasilkan ini berupa ultrasonik dalam kisaran 200-100 kilohertz yang tidak dapat dideteksi oleh telinga manusia. Untuk dapat mendengarnya, para ilmuwan menempatkan mikrofon 10 cm dari batang tanaman yang terkena kekeringan tanah. Para peneliti membandingkan suara tanaman yang direkam dengan tanaman tanpa tekanan serta pot kosong, dan menemukan bahwa tanaman yang tertekan telah mengeluarkan lebih banyak suara daripada tanaman tidak tertekan.

Suara pada tanaman ini dapat dideteksi dari jarak 3-5 meter, tampaknya suara yang dihasilkan oleh tumbuhan yang tertekan bersifat informatif. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin, para peneliti tidak hanya dapat membedakan spesies mana yang menghasilkan suara tetapi juga jenis stress yang diderita oleh tumbuhan tersebut.

Para peneliti masih belum dapat mengkonfirmasi terkait suara yang dikeluarkan oleh tanaman tersebut merupakan “kavitasi” atau tidak. Kavitasi adalah proses dimana gelembung udara mengembang dan pecah di dalam jaringan penghasil air tanaman, atau “xilem”. Penjelasan ini masuk akal untuk mempertimbangkan bahwa tekanan kekeringan dan pemotongan akan mengubah dinamika air di batang tanaman.

Peneliti masih harus meneliti lebih dalam mengenai tanaman ini dan bagaimana sinyal suara ini mungkin terlibat dalam komunikasi tanaman-ke tanaman atau komunikasi tanaman ke lingkungan. Walaupun tidak memiliki mulut untuk berbicara nyatanya tanaman juga mampu berkomunikasi dengan tumbuhan lainnya. Hal ini membuktikan bahwa memang setiap makhluk dapat berbicara dengan caranya masing-masing. Hal tersebut penting bagi tanaman memiliki hak untuk dirawat dan diperlakukan dengan baik agar tetap tumbuh sehat. Kegiatan merawat tanaman setidaknya memberikan hal positif baik bagi yang merawat dan bagi tanaman itu sendiri. 


Pewarta: abc.au

Komentar

Berita Lainnya

Prioritas Agenda Kerja Sama Tiongkok-ASEAN Teknologi

Selasa, 3 November 2020 9:58:24 WIB

banner
CMG Siap Beritakan CIIE ke-3 Teknologi

Rabu, 4 November 2020 1:22:22 WIB

banner
Han Zheng Hadiri Upacara Pembukaan CIIE Ke-3 Teknologi

Jumat, 6 November 2020 1:14:28 WIB

banner
Tiongkok Gelar Harbolnas Terbesar di Dunia Teknologi

Selasa, 10 November 2020 19:55:39 WIB

banner