Senin, 16 Desember 2024 14:11:4 WIB

Simposium Peringatan 90 Tahun Penggalian Sanxingdui Resmi Dibuka di Chengdu
Sosial Budaya

Eko Satrio Wibowo

banner

Rowan Flad, Profesor Antropologi di Universitas Harvard (CMG)

Chengdu, Radio Bharata Online - Simposium yang memperingati ulang tahun ke-90 penggalian Sanxingdui resmi dibuka pada hari Sabtu (14/12) di Kota Chengdu di Provinsi Sichuan, barat daya Tiongkok, dengan tujuan untuk memperkuat kerja sama internasional dalam penelitian penemuan arkeologi yang penting tersebut.

Acara yang bertajuk "Sanxingdui di Eurasia Zaman Perunggu: Kilas Balik dan Prospek setelah 90 Tahun" ini berlangsung hingga 17 Desember 2024 dan menghadirkan 22 cendekiawan dari tujuh negara, termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, dan Prancis. Para pakar itu akan membahas berbagai topik, seperti teknologi, seni, sumber daya, dan sistem kepercayaan Sanxingdui.

Ditemukan pada akhir tahun 1920-an di kota Guanghan, Provinsi Sichuan, Reruntuhan Sanxingdui dijuluki sebagai salah satu penemuan arkeologi paling penting di dunia pada abad ke-20. Penggalian arkeologi ilmiah pertama dilakukan pada tahun 1934.

Reruntuhan yang meliputi area seluas 12 kilometer persegi itu diyakini sebagai sisa-sisa Kerajaan Shu, yang berasal dari sekitar 4.500 hingga 3.000 tahun yang lalu.

Sebuah buku baru berjudul "90th Anniversary of Sanxingdui Archaeology" diluncurkan pada upacara pembukaan, yang memamerkan temuan penelitian utama tentang Sanxingdui dan peradaban Shu kuno yang disumbangkan oleh beberapa generasi cendekiawan selama seabad terakhir.

Simposium tersebut menyediakan platform bagi para peneliti untuk berbagi wawasan, meninjau pencapaian masa lalu secara sistematis, dan mengeksplorasi arah baru untuk penelitian Sanxingdui dari perspektif global.

"Saya pikir kolaborasi internasional di semua bidang adalah cara kita menjaga masyarakat madani di seluruh dunia, dan keberadaan situs seperti Sanxingdui sangat penting tidak hanya untuk memahami sejarah lokal tetapi juga untuk memahami semua prasejarah Eurasia. Sangat penting untuk mengungkap (fakta-fakta ini) kepada orang-orang yang melakukan penelitian di seluruh dunia. Dan cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan melakukan penelitian yang aktif, terbuka, dan kolaboratif di tempat-tempat seperti Sanxingdui, tempat Anda mendatangkan para ahli yang memiliki perspektif baru, cara baru dalam melakukan sesuatu, dan memikirkan penemuan untuk berdiskusi," jelas Rowan Flad, Profesor Antropologi di Universitas Harvard.

Hingga saat ini, lebih dari 60.000 peninggalan budaya telah ditemukan di Sanxingdui. Dalam waktu kurang dari setahun sejak dibuka, Museum Sanxingdui yang baru telah menyambut lebih dari 5 juta pengunjung dari seluruh dunia.

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner