BEIJING, Radio Bharata Online - Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) terus mengawasi kapal perang AS saat melakukan transit di Selat Taiwan pada hari Minggu. Menurut para ahli, provokasi AS seperti itu tidak lagi signifikan setelah PLA kembali menunjukkan kemampuannya dalam patroli pengepungan pulau terbaru dan latihan gabungan.
Kapal perusak rudal berpeluru kendali AS, USS Milius, pada hari Minggu berlayar melalui Selat Taiwan, dan secara terbuka memamerkan transitnya.
Komando Teater Timur PLA, dalam keadaan siaga tinggi mengerahkan pasukan untuk melacak dan memantau kapal itu.
Demikian ungkap Kolonel Senior Shi Yi, juru bicara Komando Teater Timur PLA, dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.
Shi mengatakan, Pasukan komando tetap dalam kewaspadaan tinggi setiap saat, untuk secara tegas menjaga kedaulatan nasional, keamanan, serta perdamaian dan stabilitas regional.
Secara berkala, AS mengirimkan kapal perang melalui Selat Taiwan, dan melakukan provokasi dengan cara memainkan kartu Taiwan, mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan "kemerdekaan Taiwan" dan berusaha untuk menahan Tiongkok.
Namun, trik ini kehilangan maknanya dengan meningkatnya kekuatan PLA, yang baru-baru ini melakukan patroli siaga tempur dan latihan "Pedang Bersama" yang mengepung pulau itu dari tanggal 8 hingga 10 April. Pengepungan pulau itu menjadi hal yang biasa dengan patroli dan latihan rutin.
Menurut pakar yang meminta anonim, sebuah kapal perusak tunggal, atau bahkan seluruh kelompok pemukul kapal induk, sangat rentan di Selat Taiwan yang sempit dalam menghadapi rudal anti-kapal berbasis darat.
Transit kapal perang AS terbaru, hanyalah sebuah aksi politik dan respons yang tidak berdaya, dibandingkan latihan PLA. (Global Times)