Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning menekankan di depan jumpa pers pada Rabu kemarin (29/3), bahwa Tiongkok menyatakan keprihatinan serius atas tindakan Jepang yang diam-diam main curang dalam masalah sejarah dan teritorial melalui pengesahan buku pelajaran, Tiongkok sudah mengajukan teguran tegas kepada pihak Jepang. 

Menurut laporan, Badan Sains Kementerian Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Jepang mengesahkan buku pelajaran untuk sekolah dasar pada 28 Maret lalu, buku tersebut berisi klaim sepihak Jepang terhadap wilayah teritorial, memutarbalikkan fakta sejarah perekrutan paksa buruh yang dilakukan Jepang, serta menutupi keganasannya selama penjajahan di Semenanjung Korea. Korea Selatan sudah mengajukan protes melalui jalur diplomatik. Ketika menjawab pertanyaan terkait, Mao Ning menunjukkan, Jepang sejak lama sudah terbiasa menyangkal atau membelokkan fakta sejarah agresinya dengan modus memanipulasi kata dan data terkait isu buku pelajaran, dengan tujuannya adalah untuk mengaburkan fakta, dan berusaha menghindari tanggung jawab atas dosanya dalam sejarah.

“Perang agresi militerisme Jepang membawa malapetaka kepada rakyat di negara-negara yang diagresinya, merekrut secara paksa dan memperbudak buruh adalah kejahatan yang dilakukan militerisme Jepang, bukti ini tidak dapat disangkal. Pulau Diaoyu serta kepulauan di sekitarnya adalah wilayah tetap yang dimiliki Tiongkok sejak zaman dahulukala. Tak peduli Jepang menulis apa dalam buku pelajarannya, faktanya yaitu Pulau Diaoyu dimiliki Tiongkok tidak akan berubah. Tiongkok mendesak Jepang mementingkan keprihatinan negara tetangga di Asia dan masyarakat internasional, mendidik generasi baru dengan pandangan sejarah yang tepat agar tidak terus kehilangan kepercayaan negara-negara tetangga dan masyarakat internasional.

Pewarta : CRI