Kamis, 3 Desember 2020 3:53:5 WIB
Singapura Izinkan Penjualan Daging Ayam Budidaya Laboratorium
Sosial Budaya
Versiana Eiffel
Hidangan yang dibuat dengan ayam yang dibudidayakan di laboratorium yang dikembangkan oleh Eat Just.[Eat Just, Inc./Handout melalui REUTERS]
Jakarta - Singapura mengizinkan perusahaan startup Amerika Serikat, Eat Just, untuk menjual daging ayam budidaya laboratorium.
Perusahaan itu mengklaim izin ini merupakan persetujuan pertama di dunia untuk daging yang bukan berasal dari hewan yang disembelih.
Daging, yang akan dijual dalam bentuk nugget, akan dihargai sama dengan harga ayam premium saat pertama kali diluncurkan di sebuah restoran di Singapura dalam waktu dekat, kata salah satu pendiri dan CEO Eat Just, Josh Tetrick, dikutip dari Reuters, 2 Desember 2020.
Permintaan akan alternatif daging biasa melonjak karena kekhawatiran tentang kesehatan, kesejahteraan hewan, dan lingkungan. Pengganti daging dari bahan nabati, yang dipopulerkan oleh Beyond Meat, Impossible Foods, dan Quorn, semakin banyak ditampilkan di rak supermarket dan menu restoran.
Tetapi daging murni hasil budidaya, yang ditanam dari sel otot hewan di laboratorium, masih dalam tahap awal mengingat biaya produksi yang tinggi.
Singapura, negara kota berpenduduk 5,7 juta, saat ini hanya memproduksi sekitar 10% dari makanannya tetapi telah menetapkan rencana ambisius untuk meningkatkan produksinya selama dekade berikutnya dengan mendukung pertanian berteknologi tinggi dan cara-cara baru produksi pangan.
Josh Tetrick mengatakan perusahaan yang berbasis di San Francisco itu juga berbicara dengan regulator AS, tetapi dia mengatakan Singapura sedikit lebih baik dalam perizinan dibanding Amerika Serikat.
"Saya membayangkan apa yang akan terjadi adalah AS, Eropa Barat, dan lainnya akan melihat apa yang mampu dilakukan Singapura, kerasnya kerangka kerja yang mereka susun. Dan saya membayangkan mereka akan mencoba menggunakannya sebagai template untuk menyusun kerangka kerja mereka sendiri," kata Tetrick.
Badan Pangan dan Obat-obatan Singapura mengatakan telah meninjau data yang berkaitan dengan proses, kontrol manufaktur, dan pengujian keamanan sebelum memberikan persetujuan.
Eat Just mengatakan akan memproduksi produk tersebut di Singapura, di mana mereka juga berencana untuk mulai membuat pengganti telur berbahan dasar kacang hijau yang telah dijual secara komersial di Amerika Serikat.
Eat Just, perusahaan yang didirikan pada 2011, mengatakan taipan Hong Kong Li Ka-shing dan investor negara Singapura Temasek sebagai investor utama mereka. Startup ini telah mengumpulkan US$ 300 juta (Rp 4,2 triliun) lebih sejak awal dibentuk, kata Tetrick, dan saat ini bernilai sekitar US$ 1,2 miliar (Rp 16,9 triliun).
Tetrick mengatakan perusahaan menargetkan profitabilitas pada tingkat pendapatan operasional sebelum akhir 2021 dan berharap untuk go public segera setelahnya.
Secara global, lebih dari dua puluh perusahaan sedang menguji ikan, daging sapi, dan ayam yang dibudidayakan di laboratorium, berharap dapat menembus segmen pasar daging alternatif yang belum terbukti, yang diperkirakan Barclays dapat bernilai US$ 140 miliar (Rp 1.980 triliun) pada tahun 2029.
Perusahaan pesaing Eat Just juga menarik beberapa investor yang tertarik dengan inovasi ini. Salah satunya Memphis Meats yang berbasis di AS, di mana mereka mengumpulkan dana tahun ini dalam kesepakatan yang dipimpin oleh SoftBank Group Jepang dan Temasek, dan juga memasukkan nama Bill Gates dan Richard Branson di antara para investornya.
Shiok Meats Singapura, yang bertujuan untuk menjadi perusahaan pertama yang menjual udang hasil laboratorium, didukung oleh Henry Soesanto dari Monde Nissin Corp Filipina, yang juga memiliki Quorn.
Sumber : https://dunia.tempo.co/read/1410964/singapura-izinkan-penjualan-daging-ayam-budidaya-laboratorium/full&view=ok
Komentar
Berita Lainnya
Impian Ren Zhe menggabungkan budaya melalui karyanya Sosial Budaya
Selasa, 4 Oktober 2022 17:3:36 WIB
TING BAATAR Delegasi yang mengabdikan diri untuk membantu orang Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 17:36:8 WIB
Kanal Besar Menyaksikan Perubahan Hangzhou dari Pusat Industri Menjadi Permata Budaya Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB
Demam Bersepeda Perkotaan Mencerminkan Pembangunan Yang direncanakan, Beralih ke Gaya Hidup Hijau Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB
Bali memperingati Maulid Nabi 1444 H dengan menampilkan Tari Rodat Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB
Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB
Meningkatnya Populasi panda penangkaran global Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB
80 Persen kapas di Petik oleh Mesin Pemanen di Xinjiang Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB
Musik Tradisional di Kota Es Harbin Daya Tarik Wisata Global Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB
Transformasi Bekas Kompleks Industri di Liaoning Menjadi Taman Budaya Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB
Hong Kong Freespace Jazz Fest hadir kembali, menampilkan Jill Vidal, Eugene Pao dan Ted Lo Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB
Perlindungan Digital Pada Situs Gua Berusia 1600 tahun Di Kota Zhangye Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB
Situs Warisan Budaya, Memperkokoh Kepercayaan Bangsa Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 8:21:51 WIB
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
Wang Yaping: Impian Terbesarku adalah Kembali Terbang ke Luar Angkasa Sosial Budaya
Jumat, 4 November 2022 18:6:41 WIB