Jumat, 23 Juli 2021 7:36:43 WIB
WHO Ingatkan Dampak Jangka Panjang COVID-19 terhadap Kesehatan Mental
Sosial Budaya
Angga Mardiansyah
picture-alliance/dpa/F. Hoermann
Direktur WHO Eropa, Hans Kluge, pada Kamis (22/07) mendesak negara-negara anggota untuk berupaya mengurangi beberapa tekanan psikologis akibat pandemi COVID-19.
Hal itu ia utarakan saat menyampaikan pidato pembukaan pada konferensi yang didedikasikan untuk laporan baru tentang kesehatan mental oleh kantor Organisasi Kesehatan Dunia Eropa. "Orang-orang di kawasan Eropa benar-benar hancur di bawah tekanan COVID-19 dan konsekuensinya," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa menempatkan reformasi kesehatan mental di jantung pemulihan sosial dan ekonomi akan membutuhkan "banyak keberanian dan ketabahan."
Isi laporan WHO
Laporan WHO memperingatkan bahaya pandemi terhadap psikologis orang-orang di Eropa. Kekhawatiran akan tertular dan lamanya waktu isolasi diri yang ekstensif, terbukti merusak mental banyak orang. Selain itu, orang-orang juga terganggu oleh kekhawatiran tentang pengangguran dan krisis keuangan.
Dokumen tersebut membuat beberapa rekomendasi, seperti misalnya dukungan psikologis melalui sarana digital dan lainnya. WHO juga menyerukan lebih banyak kesadaran di tempat kerja dan dukungan keuangan bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan.
Badan PBB itu juga mendesak pihak berwenang untuk mengatasi akar penyebab kecemasan mental, termasuk kemiskinan atau ketidaksetaraan sosial ekonomi lainnya. Masalah kesehatan mental harus ditangani secara terbuka sama seperti masalah pemulihan ekonomi sosial, kata badan PBB itu.
"Ini adalah kesempatan yang tidak bisa dilewatkan oleh negara mana pun, jika kita ingin membangun kembali (kehidupan) dengan lebih baik dan lebih kuat," kata Kluge.
Berapa banyak orang yang terpengaruh?
Hampir 12% dari populasi Eropa atau sekitar 110 juta orang terkena gangguan mental pada tahun 2015, seperti depresi dan kecemasan.
27 juta orang diperkirakan mengalami inklusi gangguan zat. Gangguan neurologis seperti demensia atau epilepsi meningkat jumlahnya hingga lebih dari 300 juta orang.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2018, biaya perawatan kesehatan mental bertambah lebih dari 4% PDB – atau lebih dari 600 juta euro (Rp10,2 triliun) – di 28 negara pada tahun 2015.detiknews
Komentar
Berita Lainnya
Impian Ren Zhe menggabungkan budaya melalui karyanya Sosial Budaya
Selasa, 4 Oktober 2022 17:3:36 WIB
TING BAATAR Delegasi yang mengabdikan diri untuk membantu orang Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 17:36:8 WIB
Kanal Besar Menyaksikan Perubahan Hangzhou dari Pusat Industri Menjadi Permata Budaya Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB
Demam Bersepeda Perkotaan Mencerminkan Pembangunan Yang direncanakan, Beralih ke Gaya Hidup Hijau Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB
Bali memperingati Maulid Nabi 1444 H dengan menampilkan Tari Rodat Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB
Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB
Meningkatnya Populasi panda penangkaran global Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB
80 Persen kapas di Petik oleh Mesin Pemanen di Xinjiang Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB
Musik Tradisional di Kota Es Harbin Daya Tarik Wisata Global Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB
Transformasi Bekas Kompleks Industri di Liaoning Menjadi Taman Budaya Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB
Hong Kong Freespace Jazz Fest hadir kembali, menampilkan Jill Vidal, Eugene Pao dan Ted Lo Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB
Perlindungan Digital Pada Situs Gua Berusia 1600 tahun Di Kota Zhangye Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB
Situs Warisan Budaya, Memperkokoh Kepercayaan Bangsa Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 8:21:51 WIB
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
Wang Yaping: Impian Terbesarku adalah Kembali Terbang ke Luar Angkasa Sosial Budaya
Jumat, 4 November 2022 18:6:41 WIB