Selasa, 31 Januari 2023 13:0:53 WIB

Kecanduan Melamun? Awas, Bisa Jadi Gangguan Mental
Kesehatan

Bagas Sumarlan - Radio Bharata Online

banner

Ilustrasi. Kecanduan melamun bisa menjadi salah satu gejala gangguan mental. (iStockphoto/m-imagephotography)

Radio Bhrata Online - Di tengah-tengah kegiatan, tak sedikit orang yang tanpa sadar melarikan diri dari kenyataan dengan cara melamun. Biasanya, melamun jadi salah satu cara orang dalam membebaskan pikiran.
Melamun dalam waktu singkat masih terbilang wajar. Namun, melamun dalam waktu yang lama dan bikin Anda kecanduan bisa menjadi risiko gangguan mental tertentu.

Secara psikologis, kecanduan melamun dikenal dengan istilah maladaptive daydreaming. Melansir CNN, diperkirakan sekitar 2,5 persen orang dewasa mengalami kondisi ini.
Mereka biasanya akan terlibat dalam fantasi yang hidup dan alur lamunan yang panjang. Terkadang, kondisi ini mengganggu kemampuan mereka untuk beraktivitas sehari-hari.

Seseorang yang mengalami maladaptive daydreaming akan menghabiskan waktunya selama berjam-jam untuk melamun. Sebuah penelitian menyebut bahwa pengidap maladaptive daydreaming menghabiskan rata-rata setengah dari seluruh waktu mereka terbangun untuk tenggelam dalam dunia yang dikarangnya.
Dunia ciptaan ini sering kali kaya dan fantastik, dengan plot dan alur cerita rumit yang berkembang selama bertahun-tahun. Cerita-cerita ini sering kali membuat seseorang kecanduan.

Perlu ditegaskan, sebuah lamunan menjadi maladaptif saat hal tersebut menjadi sulit dikendalikan.
Kondisi ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Pengidap maladaptive daydreaming melaporkan mengalami tekanan psikologis, sulit tidur, dan merasa malu karena melamun.

Para peneliti menduga bahwa mereka yang mengalami maladaptive daydreaming mungkin memiliki kemampuan bawaan membangun fantasi yang imajinatif. Banyak kasus memperlihatkan kemampuan tersebut telah muncul sejak masa kanak-kanak.

Fantasi dalam lamunan itu muncul dan digunakan untuk mengontrol rasa stres. Dengan menciptakan dunia batin yang nyaman, mereka dapat melarikan diri dari kenyataan.
Namun, kebiasaan itu dapat memicu lingkaran setan dalam lamunan. Dalam hal ini, seseorang akan menggunakan fantasinya untuk menghindari emosi negatif sehingga dorongan untuk melamun terus meningkat.

Dalam banyak hal, melamun juga menjadi perilaku adiktif yang menyulut masalah sebenarnya. Tak heran jika kemudian maladaptive daydreaming cenderung terjadi bersamaan dengan gangguan mental lainnya seperti gangguan kecemasan, attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), depresi, dan gangguan obsesif kompulsif (OCD).

Para ahli menemukan adanya hubungan kuat antara gangguan mental OCD dengan maladaptive daydreaming. Sebuah studi, misalnya, menemukan bahwa lebih dari separuh peserta yang mengalami maladaptive daydreaming menunjukkan tanda-tanda OCD, dikutip dari CNN Indnesia.com.

 

Komentar

Berita Lainnya

Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan

Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB

banner
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan

Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB

banner