Senin, 27 Februari 2023 10:21:18 WIB
Virus Flu burung di Kamboja telah ada selama bertahun-tahun
Kesehatan
Endro
Bebek berenang di sebuah kolam di peternakan desa Snoa di luar Phnom Penh, Kamboja, Kamis, 23 Februari 2023. (Foto: AP/Heng Sinith)
JAKARTA, Radio Bharata Online - Virus yang menginfeksi dua orang di Kamboja dengan flu burung H5N1, telah diidentifikasi sebagai jenis flu burung endemik yang beredar di negara tersebut, demikian ungkap Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Kasus-kasus yang dilaporkan minggu lalu telah menimbulkan kekhawatiran, bahwa flu mereka disebabkan oleh jenis virus baru H5N1, clade 2.3.4.4b, yang muncul pada tahun 2020, dan telah menyebabkan rekor jumlah kematian di antara burung-burung liar dan unggas domestik dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, penelitian sejauh ini menunjukkan bahwa hal ini tidak terjadi.
Pengurutan genetik awal yang dilakukan di Kamboja, membuat kementerian kesehatan setempat mengidentifikasi virus tersebut sebagai H5 clade 2.3.2.1c, yang telah beredar di Kamboja di antara burung dan unggas selama bertahun-tahun, dan secara sporadis menyebabkan infeksi pada manusia. Demikian ungkap CDC dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (25/2).
Ini adalah jenis flu burung yang lebih tua yang telah beredar di wilayah ini selama beberapa tahun. Meskipun telah menyebabkan infeksi pada manusia di masa lalu, namun belum terlihat menyebabkan penularan dari manusia ke manusia.
Namun, bukan berarti ancamannya berkurang.
Erik Karlsson, direktur Pusat Influenza Nasional Kamboja dan penjabat kepala virologi di Institut Pasteur du Cambodge, yang mengurutkan virus tersebut mengatakan, bahwa respon yang dilakukan harus terkoordinasi dan cepat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, dan untuk membatasi paparan terhadap sumber yang sama.
Penyelidikan terhadap sumber dan untuk mendeteksi kasus tambahan sedang berlangsung, dan sejauh ini tidak ada indikasi penyebaran dari orang ke orang.
Kamboja menguji sedikitnya 12 orang untuk jenis H5N1 minggu lalu, setelah seorang anak perempuan berusia 11 tahun meninggal akibat virus tersebut dalam penularan pertama, yang diketahui dari dan ke manusia di negara tersebut dalam hampir satu dekade terakhir.
Ayah korban, yang merupakan bagian dari kelompok kontak erat dengan gadis itu di sebuah provinsi di sebelah timur ibukota Phnom Penh, juga positif terinfeksi virus tersebut namun tidak menunjukkan gejala apapun. (Channel News Asia)
Komentar
Berita Lainnya
BPOM Temukan 718.791 Vitamin Ilegal Dijual di Online Shop Selama Pandemi Covid-19 Kesehatan
Kamis, 6 Oktober 2022 13:37:0 WIB
Singapura Hadapi Subvarian Omicron Baru XBB, Harian Naik Lagi 9 Ribu Kasus Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 10:23:40 WIB
Jokowi: 80 Persen Vaksin COVID-19 yang Digunakan Indonesia Berasal dari RRT Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 13:43:44 WIB
Wanita dengan Dada Besar Lebih Gampang Kena Kanker Payudara? Kesehatan
Selasa, 18 Oktober 2022 9:49:9 WIB
Kemenkes: Apotek-Nakes Setop Sementara Obat Sirup! Kesehatan
Rabu, 19 Oktober 2022 8:56:53 WIB
Daftar Obat Sirup yang Dilarang dan Ditarik BPOM Kesehatan
Jumat, 21 Oktober 2022 10:15:51 WIB
Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan
Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB
Shanghai Mulai Berikan Vaksin Booster COVID-19 yang Dihirup Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:8:34 WIB
Pemerintah Gratiskan Biaya Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:21:29 WIB
WHO Rilis Peringatan 8 Obat Sirup yang Dilarang BPOM RI Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 15:32:48 WIB
Corona Kembali Meningkat, Pemerintah Prediksi Puncaknya 1-2 Bulan Lagi Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 18:46:33 WIB
5 Kebiasaan Penyebab Sariawan, Bukan Kurang Makan Buah Kesehatan
Sabtu, 5 November 2022 7:23:52 WIB
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB
Vaksin Covid-19 Direkomendasikan Jadi Imunisasi Rutin Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:47:25 WIB
Delta Sungai Yangtze Tingkatkan integrasi melalui digitalisasi Kesehatan
Sabtu, 27 Agustus 2022 1:59:36 WIB