Selasa, 30 Mei 2023 9:52:50 WIB

Kaum muda adalah mayoritas yang terinfeksi ulang COVID-19
Kesehatan

Endro

banner

alat deteksi antigen Foto: VCG

BEIJING, Radio Bharata Online – Epidemiolog Tiongkok mengatakan, kaum muda adalah kelompok mayoritas yang kembali terinfeksi Covid-19, dan mereka memiliki gejala ringan. Pernyataan para ahli kesehatan itu, menepis risiko parah dari lonjakan baru-baru ini. Beberapa pemerintah daerah meluncurkan vaksin baru yang menargetkan varian Omicron untuk memperkuat kekebalan populasi.

Baru-baru ini, infeksi COVID-19 sporadis dilaporkan terjadi di banyak kota di seluruh Tiongkok, banyak di antaranya menderita gelombang infeksi COVID-19 kedua sejak musim dingin lalu.

Li Tongzeng, kepala dokter di departemen penyakit pernapasan dan infeksi di Rumah Sakit You'an Beijing, kepada Global Times mengatakan, bahwa klinik demam baru-baru ini menerima peningkatan jumlah pasien yang gejalanya termasuk demam, masalah pernapasan dan batuk. Beberapa pasien bahkan menderita muntah dan diare.

Li mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka yang terinfeksi untuk kedua kalinya, memiliki gejala yang lebih ringan daripada yang pertama, dan hasil tes mereka dapat berubah menjadi negatif dalam waktu tiga atau lima hari.

Jumlah infeksi COVID-19 di Tiongkok telah meningkat sejak akhir April, dan memasuki tahap tingkat rendah.

Sebagian besar dari mereka yang terinfeksi lagi adalah orang muda, dengan gejala ringan di saluran pernapasan bagian atas, demikian dikatakan Tong Zhaohui, seorang ahli pernapasan dan penyakit kritis dan direktur Institut Pengobatan Pernapasan Beijing, kepada Global Times.

Dia mengatakan bahwa antibodi yang tersisa dari infeksi sebelumnya masih kuat, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Chen Cao, seorang peneliti dari CDC, dikutip oleh media pada hari Senin mengatakan, versi sub-varian Omicron, termasuk XBB, tetap menjadi varian yang dominan di Tiongkok. Dia mencatat bahwa subvarietas XBB menyumbang 95,2 persen dari varian yang mereka ambil sampelnya dari tanggal 15 hingga 21 Mei.

Ada juga kekhawatiran tentang dampak dari gejala sisa COVID-19. Jika gejala seperti kelelahan, kurang tidur atau lainnya bertahan selama tiga bulan, maka gejala tersebut dapat dikategorikan sebagai gejala sisa. Namun, ahli tersebut mengatakan hanya segelintir pasien yang menderita gejala sisa COVID-19 saat ini, dan mereka yang gejala COVID-19-nya bertahan lebih dari tiga bulan biasanya adalah orang-orang dengan risiko lebih tinggi.  (Global Times)

Komentar

Berita Lainnya

Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan

Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB

banner
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan

Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB

banner