Selasa, 11 April 2023 14:32:48 WIB
Tiongkok Tegas Menentang Penggunaan Ekspor Senjata untuk Campuri Urusan Dalam Negeri Pihak Lain
International
Eko Satrio Wibowo
Wakil Perwakilan Tetap Tiongkok untuk PBB, Geng Shuang (CMG)
New York, Radio Bharata Online - Kekuatan militer utama harus memenuhi kewajiban mereka dan berhenti menggunakan ekspor senjata untuk mencampuri urusan dalam negeri negara lain, kata seorang utusan Tiongkok pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, Selasa (11/4).
Dengan tema "risiko yang berasal dari pelanggaran perjanjian yang mengatur ekspor senjata dan peralatan militer", pertemuan tersebut diadakan atas permintaan Rusia yang menjabat sebagai presiden bergilir Dewan Keamanan PBB bulan ini.
Berbicara kepada dewan beranggotakan 15 orang, Izumi Nakamitsu, Wakil Sekretaris Jenderal dan Perwakilan Tinggi untuk Urusan Pelucutan Senjata menguraikan risiko yang ditimbulkan oleh transfer senjata ilegal dan tidak diatur serta menyerukan kerangka kerja yang kuat untuk kontrol yang efektif atas ekspor, perantaraan, impor, transit, penyimpanan, dan pemindahan kembali senjata dan amunisi.
Selain itu, dia meminta negara-negara yang belum melakukannya untuk bergabung dengan Perjanjian Perdagangan Senjata, dan mendesak semua negara untuk mempertimbangkan dampak berbeda dari perdagangan gelap senjata dan amunisi terhadap perempuan, laki-laki, anak perempuan, dan anak laki-laki.
Berbicara pada pertemuan tersebut, Geng Shuang, Wakil Perwakilan Tetap Tiongkok untuk PBB, menekankan kewajiban kekuatan militer utama.
"Kita harus dengan tegas menentang penggunaan ekspor senjata untuk melayani kepentingan geopolitik. Tiongkok menyerukan kepada semua negara, terutama kekuatan militer utama, untuk memenuhi kewajiban internasional mereka, mengadopsi kebijakan ekspor senjata yang bertanggung jawab dan berhenti menggunakan ekspor senjata untuk mencampuri urusan dalam negeri negara lain," ujarnya.
Geng selanjutnya mengutuk sebuah kekuatan militer karena kontrol yang longgar pada ekspor senjata dan merusak stabilitas regional.
"Di sini saya harus menunjukkan bahwa kekuatan militer besar memiliki sistem kontrol ekspor senjata yang longgar dan telah lama mentransfer senjata ke aktor non-negara. Pada 2019, negara itu menarik diri dari Perjanjian Perdagangan Senjata, sedangkan pada 2022 negara itu menarik diri dari Perjanjian Perdagangan Senjata, sementara pada 2022 ekspor senjata menyumbang 40 persen dari total global, memimpin dunia," paparnya.
"Bangsa ini telah melakukan kerja sama kapal selam nuklir dengan negara lain dan mentransfer uranium yang diperkaya tingkat tinggi. Ia telah mengingkari komitmennya dalam komunike diplomatik, menantang kedaulatan negara lain, bersekongkol dengan pasukan separatis dan meningkatkan penjualan senjatanya. Semua tindakan ini menciptakan konfrontasi, mengekspor ketidakstabilan, memajukan geostrategi, dan memicu ketegangan, yang harus dilawan," lanjut Geng.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mencatat bahwa krisis Ukraina jelas menunjukkan kurangnya kontrol senjata Barat yang bertanggung jawab. Menurutnya, kegagalan mereka untuk melacak senjata di bawah hukum internasional telah menyebabkan aliran senjata ke pasar gelap yang dapat membahayakan perdamaian dan keamanan internasional.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB