Radio Bharata Online - Menteri Luar Negeri Tiongkok Qin Gang mengadakan konferensi pers Selasa kemarin di sela-sela sesi pertama Kongres Rakyat Nasional ke-14. Qin diharapkan menjawab pertanyaan wartawan dari dalam dan luar negeri tentang kebijakan luar negeri dan hubungan luar negeri China.

Setelah tampil pertama kali sebagai menteri luar negeri baru di NPC akhir pekan lalu, Qin akan menguraikan agenda kebijakan luar negeri Tiongkok ke depan. Qin menggantikan Wang Yi dan setelah sebelumnya bertugas sebagai duta besar Tiongkok untuk AS. Sementara itu, Wang dipromosikan ke politbiro dan akan terus membentuk kebijakan luar negeri sebagai direktur Komisi Urusan Luar Negeri Pusat Partai Komunis Tiongkok.

Qin mengambil alih pada saat kondisi yang sangat sulit. Ketegangan dengan banyak super power ekonomi utama, termasuk AS, India, dan Jepang, berada pada titik tertinggi dalam beberapa dekade dan kemungkinan akan tetap demikian di masa mendatang. Sikap Tiongkok yang semakin tegas atas Taiwan, dan tuduhan oleh Washington bahwa Beijing sedang mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Rusia, kemungkinan akan membayangi upaya Qin untuk menggambarkan Tiongkok sebagai raksasa perdamaian di panggung dunia.

"Hubungan Tiongkok-Rusia bukanlah ancaman bagi negara mana pun, juga tidak tunduk pada campur tangan atau perselisihan yang ditanam oleh pihak ketiga mana pun," jelas Qin Gang.

Qin kemungkinan akan berperilaku mirip dengan pendahulunya. Sebagai mantan duta besar untuk Washington, Qin dikenal karena pembelaannya yang tegas terhadap kebijakan dalam dan luar negeri Tiongkok, termasuk klaimnya bahwa Tiongkok memiliki model demokrasi yang lebih baik. Setelah pengangkatannya, Qin telah menyelesaikan kunjungan ke beberapa negara Afrika pada bulan Januari lalu.(CMG)