Kamis, 16 Maret 2023 10:46:11 WIB

Tiongkok Kritik KTT Demokrasi yang Diusung AS
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Pada konferensi pers di Beijing hari Rabu (15/3), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, menyatakan bahwa demokrasi yang diatur oleh Amerika Serikat (AS) selalu menjadi momok kerusuhan di dunia. 

Wang melontarkan observasinya itu sebagai tanggapan atas KTT untuk Demokrasi/Summit for Democracy kedua yang dipimpin AS, yang dijadwalkan bergulir akhir bulan ini. Ia mengatakan bahwa AS sebenarnya mencari hegemoni dengan kedok demokrasi.

"Apa yang disebut KTT Demokrasi ini sebenarnya anti-demokrasi. Amerika Serikat mengadakannya lebih dari setahun yang lalu dengan dalih demokrasi, secara terang-terangan menarik garis ideologi dan membuat perpecahan di dunia, yang menjadi lelucon yang mencemarkan dan menginjak-injak semangat demokrasi, sepenuhnya mengungkap sifat AS dari demokrasi palsu dan hegemoni sejati dan ditentang serta dikritik oleh banyak negara," ujar Wang. 

"Beberapa orang di AS mengklaim diri mereka sebagai 'mercusuar demokrasi.' Tapi berapa banyak demokrasi yang ada di Amerika Serikat? Untuk mendapatkan jawaban kita harus mendengarkan apa yang dikatakan rakyat Amerika, dan apa yang dikatakan orang-orang di dunia," lanjut Wang.

"Menurut jajak pendapat Pew Research Center, hanya sekitar seperlima orang Amerika yang mempercayai pemerintah federal, yang merupakan tingkat terendah dalam sejarah. Dan 65 persen orang Amerika percaya bahwa kebanyakan dari mereka yang mencalonkan diri untuk jabatan publik bertujuan untuk mencari kepentingan pribadi Menurut sebuah laporan yang dirilis bersama oleh firma jajak pendapat Jerman Dalia Research dan Alliance of Democracies Foundation, hanya kurang dari 50 persen orang Amerika yang percaya bahwa AS demokratis, sementara 43 persen responden jajak pendapat di seluruh dunia menganggap itu demokrasi di negaranya masing-masing terancam oleh AS. Demokrasi ala AS bahkan tidak bisa meyakinkan rakyatnya sendiri, di posisi apa AS menuding demokrasi negara lain?" papar juru bicara itu.

"Menghadapi defisit demokrasi yang terus berkembang, Amerika Serikat tidak hanya menolak untuk merefleksikan perilakunya dan memperbaiki perilakunya, tetapi melangkah lebih jauh untuk menjajakan 'demokrasi' gaya AS di dunia, mencampuri urusan dalam negeri negara lain di bawah kedok mempromosikan 'demokrasi,' bahkan dengan memprovokasi perang," imbuh Wang. 

"AS telah mendorong Doktrin Neo-Monroe di Amerika Latin, menghasut 'revolusi warna' di Eropa dan Asia, dan mengatur 'Musim Semi Arab' di Asia Barat dan Afrika Utara, membawa kekacauan sosial dan bencana kemanusiaan yang berkelanjutan dan terus-menerus ke banyak negara. Contoh negatif dari 'demokrasi' ala AS sangat banyak. Fakta telah berulang kali membuktikan bahwa pertunjukkan yang diatur oleh Amerika Serikat dari apa yang disebut 'demokrasi' tidak pernah tulus kepada dunia tetapi momok kerusuhan," tegasnya.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner