BEIJING, Radio Bharata Online - Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada hari Senin mendesak AS untuk berhenti menyebarkan disinformasi tentang apa yang disebut dukungan militer Tiongkok untuk Rusia, dengan mengatakan bahwa Tiongkok tidak akan menerima paksaan atau tekanan seperti itu.

Opini publik terkini AS yang menyerang Tiongkok, mulai dari pejabat senior hingga sumber yang tidak disebutkan namanya, mengkhawatirkan Tiongkok mengirim senjata dan amunisi untuk membantu Rusia, pada saat Tiongkok baru saja menggariskan posisi damai dan penyelesaian politiknya di kedua negara.

Pada hari Minggu, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jack Sullivan mengatakan kepada "State of the Union CNN", bahwa membantu Rusia akan menjadi "kesalahan yang buruk", dan AS akan terus mengirim "pesan yang kuat" agar Tiongkok tidak "memberikan bantuan militer ke Moskow. "

Dalam sebuah wawancara dengan CBS News pada hari Sabtu, Direktur CIA Bill Burns mengungkapkan keyakinannya bahwa Tiongkok "sedang mempertimbangkan penyediaan peralatan mematikan" ke Rusia.

Namun baik Sullivan maupun Burns, mengakui bahwa tidak ada bukti pengiriman peralatan mematikan dari Tiongkok ke Rusia.

Sementara Jumat lalu menurut Reuters, pemerintahan Biden telah menambahkan perusahaan Tiongkok dan Rusia ke daftar hitam perdagangan, karena diduga "mendukung militer Rusia".

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning pada hari Senin mendesak AS untuk berhenti menyebarkan disinformasi, dan mencabut sanksi terhadap perusahaan Tiongkok.

Dikatakan Mao, mengenai masalah Ukraina, Tiongkok telah secara aktif mempromosikan pembicaraan damai, dan mempromosikan penyelesaian politik krisis.  

Mao menambahkan, tindakan AS adalah sanksi sepihak yang khas, yurisdiksi lengan panjang ilegal, dan merugikan kepentingan Tiongkok. Untuk itu Beijing akan mengambil tindakan balasan yang tegas sebagai tanggapan atas sanksi AS. (Global Times)